BPS mengatakan, perkiraan konversi 1 US$ PPP 2011 pada tahun 2016 sebesar Rp4.985,7, dan pada tahun 2018 sebesar Rp 5.341,5. Tampak jelas, jauh di bawah kurs pasar ataupun kurs resmi.
Ukuran Garis Kemiskinan Nasional (GKN) pun dapat dinyatakan dalam US$ PPP 2011. Pada tahun 2016 (Maret) yang sebesar Rp364.527 per kapita per bulan setara dengan US$2,44 PPP per hari. Dan GKN 2018 (Maret) sebesar Rp401.220 per kapita per bulan setara US$2,50 PPP per hari.
Dilihat dalam ukuran US$1,90 PPP 2011, Indonesia mengalami tingkat penurunan yang amat signifikan selama 20 tahun terakhir. Tingkat kemiskinan berdasar ukuran ini mencapai 66% pada tahun 1998, dan menjadi 4,6% pada tahun 2018. Penurunan yang lebih drastis dibanding ukuran nasional (GKN).
Tingkat Kemiskinan (%)
(Sumber data: Badan Pusat Statistik dan Bank Dunia)
Mengingat Indonesia selama kurun waktu tersebut telah masuk klasifikasi negara berpendapatan menengah bawah dalam klasifikasi Bank Dunia, maka ukuran yang mestinya dipakai adalah US$3,20 per kapita per hari.
Tingkat kemiskinannya pada tahun 2018 masih sebesar 24,2%. Lebih tinggi dari ukuran nasional pada waktu yang sama, sebesar 9,82%. Namun, laju penurunannya masih cukup pesat, yakni dari 90,2% pada 1998.
Sebagian pihak telah membanggakan masuknya Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah atas berdasar klasifikasi Bank Dunia pada tahun 2019. Klasifikasi tersebut berdasar pendapatan (GNI) per kapita menurut metode atlas, sebagaimana yang pernah dibahas pada tulisan mengenal PDB.
Jika diikuti pula dengan memakai ukuran garis kemiskinan yang sesuai, maka ukurannya adalah sebesar US$5,50. Tingkat kemiskinan Indonesia akan melonjak menjadi 56% pada 2018. Mengalami penurun cukup pesat dari 97,9% pada 1998. Sayangnya dapat diartikan dengan masih lebih dari separuh penduduk Indonesia terkategori miskin jika memakai ukuran ini.
Tingkat Kemiskinan Ukuran PPP 2011 (%)
(Sumber data: Bank Dunia)
Seri tulisan Kemiskinan lainnya: |
---|
Bagian Satu Bagian Dua Bagian Tiga Bagian Empat Bagian Lima Bagian Enam |
Kontributor: Awalil Rizky
Editor: Ananta Damarjati