Scroll untuk baca artikel
Ekonopedia

Memahami Angka Kemiskinan di Indonesia [Bagian Tujuh]

Redaksi
×

Memahami Angka Kemiskinan di Indonesia [Bagian Tujuh]

Sebarkan artikel ini

Dalam ukuran tersebut, Bank Dunia tidak menerapkan kurs pasar ataupun resmi dari negara yang bersangkutan. Melainkan kurs yang telah disesuaikan dengan paritas daya beli atau purchasing power parity (PPP). PPP dianggap mencerminkan tingkat inflasi dan perbandingan nilai tukar secara riil.

Jika membandingkan dolar AS dan rupiah dalam perspektif PPP, maka yang ingin diketahui adalah daya beli relatif kedua mata uang atas sejumlah barang dan jasa. Menunjukkan berapa rupiah yang diperlukan di Indonesia untuk membeli barang dan jasa (dengan jenis dan jumlah yang sama) yang dapat dibeli dengan harga 1 dolar di Amerika Serikat.

PPP sendiri disusun berupa indeksasi atas kondisi banyak negara serta memiliki tahun dasar (baseline) tertentu. Baru-baru ini, Bank Dunia telah menetapkan kurs PPP berdasar tahun 2017. Namun data perbandingan yang lebih lengkap yang dipublikasikan, masih PPP tahun dasar 2011.

Perlu diketahui, publikasi Bank Dunia mengenai jumlah penduduk miskin Indonesia dengan ukuran itu tetap berdasar data mentah dari BPS. Hanya garisnya yang diubah sesuai perhitungan dengan batas garis dan kurs PPP pada masing-masing tahun.

BPS mengatakan, perkiraan konversi 1 US$ PPP 2011 pada tahun 2016 sebesar Rp4.985,7, dan pada tahun 2018 sebesar Rp 5.341,5. Tampak jelas, jauh di bawah kurs pasar ataupun kurs resmi.

Ukuran Garis Kemiskinan Nasional (GKN) pun dapat dinyatakan dalam US$ PPP 2011. Pada tahun 2016 (Maret) yang sebesar Rp364.527 per kapita per bulan setara dengan US$2,44 PPP per hari. Dan GKN 2018 (Maret) sebesar Rp401.220 per kapita per bulan setara US$2,50 PPP per hari.

Dilihat dalam ukuran US$1,90 PPP 2011, Indonesia mengalami tingkat penurunan yang amat signifikan selama 20 tahun terakhir. Tingkat kemiskinan berdasar ukuran ini mencapai 66% pada tahun 1998, dan menjadi 4,6% pada tahun 2018. Penurunan yang lebih drastis dibanding ukuran nasional (GKN).


Tingkat Kemiskinan (%)

(Sumber data: Badan Pusat Statistik dan Bank Dunia)


Mengingat Indonesia selama kurun waktu tersebut telah masuk klasifikasi negara berpendapatan menengah bawah dalam klasifikasi Bank Dunia, maka ukuran yang mestinya dipakai adalah US$3,20 per kapita per hari.

Tingkat kemiskinannya pada tahun 2018 masih sebesar 24,2%. Lebih tinggi dari ukuran nasional pada waktu yang sama, sebesar 9,82%. Namun, laju penurunannya masih cukup pesat, yakni dari 90,2% pada 1998.

Sebagian pihak telah membanggakan masuknya Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah atas berdasar klasifikasi Bank Dunia pada tahun 2019. Klasifikasi tersebut berdasar pendapatan (GNI) per kapita menurut metode atlas, sebagaimana yang pernah dibahas pada tulisan mengenal PDB.