Scroll untuk baca artikel
Blog

Memori dan Refleksi Tsunami Aceh 2004

Redaksi
×

Memori dan Refleksi Tsunami Aceh 2004

Sebarkan artikel ini

Dari bencana gempa dan tsunami Aceh, tentu saja banyak pembelajaran yang bisa kita dapat. Saya mencatat beberapa hal penting untuk pembelajaran ke depan.

Pertama, gempa dan tsunami Aceh tahun 2004 adalah momentum bagi bangsa ini untuk belajar dan mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana. Bencana gempa dan tsunami Aceh 2004 menjadi pembelajaran penting bagaimana bangsa ini tidak siap dalam menghadapi bencana. Kehadiran berbagai lembaga internasional dan perwakilan berbagai negara yang bekerja untuk kemanusiaan di Aceh, sangat membantu ditengah lumpuhnya pemerintah Provinsi Aceh di satu sisi, dan ketidaksiapan Pemerintah Indonesia di sisi lain.

Kedua, bencana gempa dan tsunami Aceh 2004 menjadi trigger dalam memperkuat lahirnya perdamaian Aceh. Meskipun rintisan perdamaian Aceh sudah terjadi sebelumnya, namun bencana ini memperkuat upaya para pihak untuk berdamai. Dan akhirnya, perdamaian antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka ditandatangani di Helsinki, Finlandia tanggal 15 Agustus 2005.

Ketiga, bencana gempa dan tsunami Aceh 2004 adalah momentum kuatnya solidaritas internasional dalam kemanusiaan. Berbagai lembaga internasional melakukan penggalangan dana untuk membantu korban tsunami di satu sisi, dan membangun kembali kehidupan mereka setelah bencana.

Keempat, bencana gempa dan tsunami Aceh 2004 juga momentum menguatnya solidaritas nasional Indonesia. Berbagai lembaga kemanusiaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi non pemerintah, dan partai-partai politik, perusahaan-perusahaan nasional, berlomba-lomba membuat program rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh setelah tsunami 2004. Berbagai bendera ormas, parpol, perusahaan, dan sebagainya, berkibar di banyak sudut kota dan desa di wilayah tsunami Aceh.

Refleksi Solidaritas Bangsa

Bencana gempa dan tsunami Aceh tahun 2004 merupakan momentum penting bagi bangsa ini untuk belajar bagaimana menghadapi bencana. Bencana ini juga memberi pembelajaran bahwa solidaritas nasional kita masih sangat tinggi dalam menghadapi kondisi kemanusiaan. Bisa jadi, solidaritas nasional ini diperkuat oleh tingginya solidaritas masyarakat internasional saat itu.

Karena itu, konflik-konflik politik dan pembelahan sosial karena politik dan agama, seharusnya bisa kita jembatani secara bersama-sama dengan memperkuat komunikasi dan political will dalam rangka meningkatkan solidaritas sosial kita sebagai bangsa, tanpa kita harus menunggu hadirnya bencana besar lainnya, seperti gempa dan tsunami Aceh 2004. []