BARISAN.CO – Tatkala membaca laporan perbankan, terdapat beberapa istilah-istilah rasio keuangan yang terdengar asing bagi orang awam. Salah satunya adalah BOPO.
Istilah yang merupakan akronim dari Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional adalah rasio efisiensi bank yang diukur dari beban operasional terhadap pendapatan operasional. Dengan begitu, BOPO menjadi indikator untuk mengukur rasio profitabilitas bank atau perusahaan.
Cara Menghitung BOPO
Secara matematis, nilai BOPO dihitung dari persentase perbandingan beban operasional terhadap pendapatan operasional. Maka artinya, semakin besar nilai BOPO menunjukkan semakin inefisien operasional perbankan. Sebaliknya, semakin kecil nilai BOPO maka semakin efisien operasional perbankan.
Biasanya, beban operasional dijabarkan sesederhana biaya bunga yang diberikan pada nasabah, sedangkan pendapatan operasional adalah bunga yang diperoleh dari nasabah. Padahal, baik beban operasional maupun pendapatan operasional dihitung atas beberapa konsumen.
Beban Operasional
Beban operasional, dihitung dari semua beban yang dikucurkan oleh bank untuk membiayai kegiatan usahanya, diantaranya beban bunga, beban penghapusan aktiva produktif, beban kerugian komitmen dan kontijensi, dan beban-beban lainnya yang berkaitan dengan kegiatan usaha bank.
Dari beban-beban tersebut, masing-masing mempunyai pengertiannya sendiri. Pertama, beban bunga adalah beban yang ditanggung bank untuk dibayarkan ke nasabah yang menabung di bank.
Kedua, dalam penyaluran kredit, setiap bank diwajibkan wajib menyisihkan beban penghapusan aktiva produktif dari laba yang diperoleh. Hal itu guna mengantisipasi permasalahan seperti kredit kurang lancar hingga kredit macet. Adapun untuk besaran nilainya disesuaikan berdasarkan persentase debet dari penggolongan kualitas aktiva produktif yang secara lebih detilnya diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia.
Ketiga, beban kerugian komitmen dan kontinjensi berupa tagihan dan kewajiban yang disebabkan kerugian pada komitmen dan kontijensi. Letak komitmen dan kontijensi dalam neraca terdapat di dalam pos-pos aktiva dan pasiva untuk menggambarkan posisi keuangan secara wajar.
Terakhir, untuk beban-beban lain yang mesti dikeluarkan oleh bank adalah beban umum, beban sewa dan promosi, beban untuk premi asuransi, pajak, serta beban yang lainnya.
Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional, dihitung dari semua pendapatan yang diterima langsung dari kegiatan operasional, seperti hasil bunga, laba transaksi valuta asing, komisi dan provisi, serta pendapatan lainnya.
Memang, pendapatan hasil bunga adalah pendapatan utama bank yang diperoleh dari hasil penyaluran dana bank ke nasabah dan pendapatan penanaman modal bank ke nasabah.
Selain mendapatkan pendapatan hasil bunga, bank juga memperoleh pendapatan dari transaksi valas yang dijalankannya. Akan tetapi, pendapatan transaksi valas tersebut tidak dimasukkan ke dalam rekening pendapatan dividen.
Pendapatan lainnya yang dapat bank peroleh adalah pendapatan dari provisi dan komisi. Pendapatan tersebut berasal dari imbalan pembelian dan penjualan dan ongkos transfer serta komisi dan provisi lainnya yang diperkenankan oleh bank.