Meski sama-sama dikemas, kualitas Minyakita tetap berbeda dengan merek premium. Perbedaan itu, terletak di penyaringan dan daya tahannya.
BARISAN.CO – Harga minyak goreng terus mengalami tren penurunan. Secara rata-rata nasional, harga minyak goreng saat ini sudah turun signifikan dibandingkan harga tanggal 28 Maret 2022.
Penurunan harga minyak goreng dalam sebulan terakhir terhitung cukup signifikan dengan penurunan harga yang bervariatif.
Berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan di seluruh Provinsi di Indonesia, harga minyak goreng curah secara rata-rata nasional sebesar Rp14.000/liter (sesuai HET). Harga ini turun 6,04 persen jika dibandingkan bulan lalu.
Turunnya harga minyak goreng ini dipanguruhi salah satunya karena harga bahan baku minyak goreng perlahan melandai di pasar internasional. Terutama sejak Indonesia membuka kembali keran ekspor.
Selain itu, peluncuran minyak goreng kemasan sederhana ‘Minyakita”. Yang dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per liter juga mempengaruhi harga minyak goreng di pasaran.
Salah satu faktor turunnya harga disinyalir Minyak goreng curah kemasan sederhana atau Minyakita telah diluncurkan pemerintah. Minyakita dipasarkan di seluruh Indonesia dengan harga Rp14.000 per liter.
Kualitas Minyak Goreng Curah ‘Minyakita’
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan program Minyakita sejatinya adalah lanjutan dari program sebelumnya yaitu Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR). Perbedaan keduanya terletak pada kemasan. Jika MGCR dibungkus plastik tipis dan mudah bocor, Minyakita dibungkus plastik yang lebih kuat dan rapi.
“Kalau minyak goreng curah yang MGCR itu kan plastiknya tipis, takut pecah. Nah, dengan program Minyak Kita itu nantinya packaging-nya lebih bagus,” ujar Mendag beberapa waktu lalu saat sidak di Pasar Klender.
Hal senada juga disampaikan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Edy Priyono menyampaikan, keunggulan Minyakita yang kemasannya menggunakan pillow pack atau standing pouch sehingga mempermudah pendistribusian Minyakita ke daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Namun demikian, Meski sama-sama dikemas, minyak goreng ‘Minyakita’ ini tetap memiliki kualitas yang berbeda dengan merek premium yang sudah dijual di pasar modern, baik supermarket maupun minimarket. Perbedaan itu, terletak di penyaringan dan daya tahannya.
Perbedaan Minyak Goreng Curah dan Kemasan
Secara umum, minyak goreng dibagi menjadi tiga jenis, yakni minyak goreng curah, minyak goreng kemasan sederhana, dan minyak goreng kemasan premium. Melansir dari Katadata, berikut perbedaan ketiga jenis minyak goreng tersebut:
1. Minyak goreng curah
Secara sederhana, minyak goreng curah adalah produk langsung dari fraksinasi refined, bleached, deodorized (RBD) Palm Oil atau biasa disebut RBD Palm Olein.
Minyak goreng curah tidak melalui proses penyaringan terlebih dahulu. Hal itu menyebabkan minyak goreng curah memiliki kualitas ketahanan minyak atau cloud point (CP) rendah yaitu di level 12.
Semakin rendah CP sebuah minyak goreng, maka daya tahannya semakin baik sehingga tidak berkabut saat diletakkan dalam suhu rendah.
Minyak goreng CP rendah juga lebih bersih dan sehat dikonsumsi.
Sebaliknya, minyak goreng curah dinilai kurang higienis. Saat ini, hanya Indonesia dan Bangladesh yang masih mengonsumsi minyak goreng curah.
2. Minyak goreng kemasan sederhana
Selain dikemas dalam ukuran kecil, minyak goreng jenis ini juga telah melalui satu kali proses penyaringan RBD Palm Olein.
Level CP minyak goreng kemasan sederhana adalah 10, lebih rendah dari curah. Jenis minyak goreng inilah yang akan dipasarkan pemerintah dengan merek Minyak Kita.
Pemasaran minyak goreng seharga Rp 14.000 per liter ini tidak hanya di pasar tradisional, namun juga pasar modern.