Scroll untuk baca artikel
Ekonopedia

Mengerti APBN [Bagian Sepuluh]

Redaksi
×

Mengerti APBN [Bagian Sepuluh]

Sebarkan artikel ini

Hal itu antara lain tergambar dari porsi pembiayaan investasi kepada BUMN yang mengecil. Nilainya sendiri sebetulnya masih meningkat pada tahun 2020 dan 2021 dibanding tahun 2018 dan 2019. Dapat dicermati bahwa sebelum pandemi, sebagian besar dari pembiayaan investasi berupa investasi kepada BUMN.

Pembiayaan Investasi dan Investasi Kepada BUMN 2006-2021

APBN 2021 merencanakan pengeluaran pembiayaan Investasi sebesar Rp184,5 triliun. Ada pembiayaan investasi kepada BUMN yang antara lain akan diberikan kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Rp5 triliun), PT Hutama Karya (Rp6,2 triliun), dan PT Sarana Multigriya Finansial (Rp2,25 triliun), PT PAL (Rp1,3 triliun), Pelindo III (Rp1,2 triliun), dan lain-lain.

Investasi juga dilakukan melalui beberapa Badan Layanan Umum (BLU), seperti: Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPSP), Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN), BLU Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI), BLU Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), dan lain-lain.

Sedangkan investasi kepada organisasi internasional merupakan pemenuhan kewajiban sebagai anggota serta mempertahankan proporsi kepemilikan saham dan hak suara. Antara lain pada Islamic Development Bank (IDB), The Islamic Corporation for the Development of Private Sector (ICD), International Fund for Agricultural Development (IFAD), International Development Association (IDA), dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

APBN tahun 2021 merencanakan pemberian pinjaman sebesar Rp448 miliar. Merupakan pinjaman kepada BUMN dan Pemda secara neto, setelah memperhitungkan pengembalian pinjaman terdahulu.

Sementara itu, kewajiban penjaminan merupakan beban pemerintah akibat pemberian jaminan kepada K/L, Pemda, BUMN, dan BUMD dalam hal tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur atau badan usaha sesuai perjanjian pinjaman atau perjanjian kerjasama. Pada APBN tahun 2021, dialokasikan sebesar Rp2,72 triliun.

Pembiayaan lainnya dalam APBN tahun 2021 sebesar Rp15,8 triliun. Bersumber dari penggunaan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL). Dana SAL merupakan akumulasi dari sisa lebih pembiayaan dari beberapa tahun anggaran.

Kelebihan pada satu tahun anggaran tidak bisa langsung dipakai pada tahun anggaran berikutnya, melainkan dimasukan dulu ke rekening akumulasi. Penggunaannya pun tidak setiap tahun, dan bahkan lebih sering tidak dialokasikan. Akibat pandemi, dua tahun anggaran berturut-turut dipakai dalam jumlah yang cukup besar.  

Kontributor: Awalil Rizky