Generasi milenial lebih sering berinteraksi dengan tetangganya ketimbang baby boomers dan generasi X.
BARISAN.CO – Orang kadang-kadang lupa, mereka adalah makhluk sosial yang memerlukan interaksi termasuk dengan tetangganya. Sementara, tetangga adalah orang yang tinggal di dekat atau di samping kita.
Mungkin, saat bertemu di jalan, kita mungkin tidak pernah menyapa atau tersenyum. Bahkan, jangan-jangan kita tidak kenal sama sekali dengan mereka.
Kala tekanan hidup mulai menimpa, stres akan lebih mudah dikelola apabila dikelilingi orang-orang yang peduli. Tinggal di lingkungan yang saling peduli di mana setiap orang saling memerhatikan merupakan salah satu cara terbaik untuk merasa bahagia dalam kehidupan modern yang super sibuk ini.
Sebuah penelitian terbaru dari Rocket Mortgage pada Juli 2022 menunjukkan, sekitar 11,5 persen generasi milenial menganggap, tetangganya lebih menyebalkan ketimbang generasi baby boomers. Tetapi, hal ini bisa disebabkan oleh perbedaan keinginan berinteraksi antara generasi.
Survei yang dilakukan kepada 1.0965 pemilik rumah antara usia 26-76 itu mengungkapkan, sebanyak 64,9 persen baby boomers lebih memilih tetangga yang berbicara dan berinteraksi dengan mereka secara semi-reguler daripada Gen X dan pemilik rumah milenial.
Sedangkan, 25,8 persen generasi milenial menyatakan, mereka lebih banyak interaksi dengan tetangganya. Angka itu jauh lebih tinggi dari Gen X (13,3 persen) dan baby boomers (5,9 persen).
Sekitar 45,9 persen generasi milenial lebih sering mengalami kejadian menyebalkan dari tetangganya berupa kebiasaan parkir, sedangkan 29,4 persen baby boomers lebih sering terganggu dengan gonggongan anjing, dan 41,4 persen generasi X mengalami kebiasaan yang paling berhubungan dengan drama termasuk pelecehan, gosip, dan nyinyiran tetangga.
Namun begitu, mayoritas generasi milenial berpendapat, permintaan untuk menjaga rumah adalah kebiasaan paling menyebalkan yang dilakukan tetangganya. Sementara, 43,9 persen gen X menilai, pemilik rumah yang condong dengan pendapat tetangga. Kemudian, 45,6 persen baby boomers mengeluhkan eksterior halaman depan atau lanskap tetangganya.
Baby boomers cenderung memilih tetangganya tidak datang, namun mereka lebih menghargai jika tetangganya tersebut membersihkan halaman rumahnya.
Perlu dicatat, preferensi dan pendapat ini berbeda bahkan di setiap generasi. Sedangkan, 46,7 persen milenial sepakat, lebih menyukai tetangga yang mengurusi urusannya sendiri dan 35,2 persen lainnya mengharapkan memiliki tetangga yang berusaha menjadi sahabatnya.
Jadi, dengan harapan yang beragam, bagaimana pemilik rumah menavigasi tetangga baru dan menjaga hubungannya itu?