Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Minyak Atsiri, Salah Satu Komoditi Non Migas Ekspor Andalan Indonesia

Redaksi
×

Minyak Atsiri, Salah Satu Komoditi Non Migas Ekspor Andalan Indonesia

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Minyak atsiri atau essential oil merupakan salah satu komoditi ekspor non migas andalan Indonesia. Tercatat, pada 2021, Indonesia masuk dalam 5 besar negara eksportir minyak atsiri kode HS 3301.29 terbesar di dunia, disitat dari Trade Map. Nilai ekspor minyak atsiri Indonesia pun mampu mencapai 130,7 juta dollar Amerika Serikat (AS). 

Sampai kuartal-II 2022, nilai ekspor minyak atsiri Indonesia juga terus tumbuh hingga 35,38 juta dollar AS atau volumenya sebesar 1.067 ton. Dan, Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama ekspor selama 5 tahun terakhir dengan rata-rata volume ekspor sebesar 558,25 ton.

Tentunya, melihat kinerja ekspor minyak atsiri, industri ini sejatinya menyimpan potensi ekonomi yang besar. Apalagi, tanaman atsiri tumbuh di Indonesia dengan jenis yang variatif. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pun mencatat 40 dari 97 jenis tanaman atsiri yang ada di dunia tumbuh subur di Indonesia.

Sayang apabila industri minyak atsiri tidak memperoleh atensi pemerintah untuk digarap secara serius. Sebab, nyatanya, meski selama ini Indonesia menjadi negara eksportir besar minyak atsiri namun harga minyak atsiri global justru ditentukan oleh negara lain sebagai pihak ketiga atau broker

Lagi-lagi, permasalahannya ada di industri hilir minyak atsiri. Selama ini ternyata Indonesia lebih banyak mengekspor barang mentah lantaran agricultual process dan manufacturing process industri ini belum berjalan dengan baik. Hal itu ditengarai oleh beberapa faktor, utamanya dari kemampuan sumber daya manusia dan ketersediaan teknologi yang belum memadai.

Pengembangan Integrasi Industri Minyak Atsiri dari Hulu hingga Hilir

Ada sebanyak 17 jenis minyak atsiri laris diminati oleh pasar domestik maupun mancanegara, seperti beberapa diantaranya adalah minyak nilam, minyak cengkih, minyak pala, dan minyak serai wangi. Dari jenisnya yang beragam itu, minyak atsiri menjadi bahan baku sejumlah produk, seperti parfum, kosmetik, sabun mandi, aromaterapi dan skin lotion.

Karenanya, melihat potensi itu, pemerintah melalui Kemenperin menaruh perhatian kepada pengembangan industri minyak atsiri ini. “Kami berkomitmen untuk mengembangkan industri atsiri dari hulu hingga hilir, termasuk melalui penumbuhan industrial-preneurship yang dibangun oleh pelaku usaha multiskala,” ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dikutip dari laman resmi Kemenperin (1/12/22).

Disadari bahwa industri hilir minyak atsiri selama ini masih menjadi pekerjaan rumah dalam pengembangan industri minyak atsiri. Itu sebabnya, Kemenperin memacu integrasi hulu-hilir industri minyak atsiri. 

Di sisi lain, Kemenperin mendorong penguasaan riset inovasi teknologi produk dan proses produksi. Sebab, laju daur hidup produk atsiri sangatlah cepat, semakin lama rentang waktu antara panen dan distilasi akan berdampak pada penurunan kualitas minyak atsiri. Itu sebabnya, riset dan inovasi mempunyai peran penting dalam mengefisienkan proses produksi minyak atsiri.

Selain itu, aspek keberlanjutan (sustainability) dan ramah lingkungan juga menjadi hal yang didorong oleh Kemenperin untuk menambah daya saing global industri minyak atsiri Indonesia sekaligus memenuhi kebutuhan konsumen saat ini. [rif]