Barisan.co
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Pada Makam Pahlawan, Ada Iman Hidup dari Orang Mati

:: Opini Barisan.co
5 Oktober 2020
dalam Opini
Pada Makam Pahlawan, Ada Iman Hidup dari Orang Mati

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Sulit sekali membayangkan negara tanpa makam pahlawan. Pada kenyataannya, adalah benar bahwa darah dan keringat pahlawanlah yang melandasi berdirinya Indonesia. Dan makam mereka merupakan simpul sejarah yang kelewat penting kalau diabaikan.

Secara menarik, banyak pahlawan kita dimakamkan jauh dari kampung halamannya masing-masing. Pangeran Diponegoro, semisal, berperang di Jawa tapi makamnya di Sulawesi. Cut Nyak Dien berjuang di Aceh, tertangkap, dan dua tahun setelahnya meninggal di pengasingan di Sumedang. Mereka berdua hanya beberapa untuk disebutkan.

Selebihnya, tampak bahwa ada semacam pola pemerintah kolonial membuang para ‘pemberontak’ sejauh mungkin dari masyarakat dan tanah perjuangannya.

Di Eropa, tradisi pengasingan (exile and banishment) memang sudah ada sejak zaman Yunani. Pada abad-abad kolonialisme praktik itu gencar dijalankan. Kerajaan Inggris tentu saja menjadi yang paling epik, dengan membuang para kriminalnya ke sebuah pulau sejauh 25.427 km dari daratan Britania, hingga pulau itu sesak, dan belakangan menamai pulau itu sebagai Australia.

BACAJUGA

Pidato 1 Juni

Pidato 1 Juni

2 Juni 2023
model politik

Model Politik

26 Mei 2023
Daya Hidup di Tanah Pengasingan

Dari sudut pandang otoritas, pada umumnya pengasingan bertujuan untuk meredam perlawanan dengan menyunat psikologis pemimpin perlawanan dan emosi basis massanya. Pemerintah Hindia-Belanda juga melakukan itu. Namun tampaknya, mereka tidak memperhitungkan bahwa pengasingan tokoh perlawanan menjadi awal imajinasi tentang Indonesia.

Benar bahwa para pahlawan kita menjadi jauh dari tanah perjuangannya. Tapi, justru para pahlawan dapat diterima kehadirannya oleh masyarakat di tempat pengasingan. Bahkan ajaran mereka juga diterima dengan baik.

Di pengasingannya di Sukabumi, Cut Nyak Dien tidak lagi memegang rencong. Ia mengajarkan al-Quran dan bahasa Arab kepada penduduk. Orang-orang lebih memahaminya sebagai pendakwah daripada panglima perang. Dan di sana, Cut Nyak Dien dipanggil sebagai Ibu Prabu atau Ibu Suci.

Diponegoro, meskipun statusnya adalah orang buangan, pun diterima oleh masyarakat. Para pengikutnya dibebaskan bergaul dengan penduduk lokal Makassar di sekitar lokasi pengasingan. Setelah ia wafat, istri, anak, dan keluarganya melanjutkan hidup di sana dan melakukan pernikahan dengan penduduk lokal sampai turun-temurun. Di Manado, pengawal-pengawal Imam Bonjol menikah dengan gadis Minahasa dan memeluk Islam dan mempunyai keturunan hingga sekarang.

Interaksi-interaksi semacam ini terus berulang bahkan sampai ke generasi pejuang berikutnya. Termasuk Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang menikah dengan Fatmawati selepas ia dibuang ke Bengkulu. Dari mereka lahirlah putri yang kelak juga menjadi presiden Indonesia: Diah Permata Megawati Setiawati Sukarnoputri.

Adalah menjadi jelas, tempat-tempat pengasingan itu ikut membentuk identitas keindonesiaan kita. Rajutan kebangsaan dari generasi pejuang revolusioner itu, barangkali paling banyak memengaruhi kesadaran generasi pejuang terpelajar yang lahir di masa berikutnya.

Dan begitupun makam-makam pahlawan, yang dalam konteks bernegara telah menjadi iman hidup warisan orang mati. Api semangat persatuan dari makam-makam itulah yang perlu kita gelorakan dalam kondisi kebangsaan apapun. []


Topik: Ananta DamarjatiCut Nyak DienImam BonjolIndonesiaKolonialismeMakam PahlawanPahlawan NasionalPangeran DiponegoroPengasinganSoekarno
BagikanTweetSend
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Apakah Keuntungan Itu
Opini

Apakah Keuntungan Itu?

21 September 2023
Oligarki yang Menagih Hutang
Opini

Masa Lalu, Masa Depan, dan Oligarki yang Menagih Hutang

21 September 2023
Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?
Opini

Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?

20 September 2023
Berlomba Masuk Jurang
Opini

Berlomba Masuk Jurang

18 September 2023
Kereta Cepat, Kereta China dan Hari Kiamat
Opini

Kereta Cepat, Kereta China dan Hari Kiamat

18 September 2023
Melayu Sumbang Bahasa Persatuan, Kamu Sumbang Apa?
Opini

Melayu Sumbang Bahasa Persatuan, Kamu Sumbang Apa?

14 September 2023
Lainnya
Selanjutnya
Spirit berkeluarga

Berumah tangga? Pahami Dasar dan 10 Tujuan Berkeluarga

Para Tokoh Mulai Kepung Istana

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Al-Quran Cina
Berita

Xi Jinping Susun Al-Quran Versi Cina, Gabungkan Ajaran Islam dengan Konfusianisme

:: Ananta Damarjati
22 September 2023

Penulisan Al-Quran versi Cina menuai penolakan lantaran dinilai mengurangi keutuhan Islam. BARISAN.CO – Cina di bawah Presiden Xi Jinping berencana...

Selengkapnya
Karhutla

Kepala BNPB Soal Maraknya Karhutla: Jangan Sampai Kita Kirim Asap ke Negara Tetangga

22 September 2023
AdaKami

‘Kami Akan Tindak Tegas Jika Terbukti Ada Pelanggaran’, Respons OJK Setelah Viral Kasus Pinjol AdaKami

22 September 2023
Ingin Meningkatkan Penjualan? Berusahalah Fast Response

Masyarakat Indonesia Gemar Belanja di Tanggal Kembar, Ini Datanya

21 September 2023
kitab maulid

6 Kitab Maulid Paling Populer, Dibaca Menyambut Hari Kelahiran Nabi Muhammad

21 September 2023
Ganjar azan

Penuhi Unsur Politik Identitas, KPPP Gelar Demo Soal Ganjar Muncul di Tayangan Azan

21 September 2023
Menangkan Anies di Jateng, Sudirman Said Kumpulkan Relawan Pilgub Jateng 2018

Menangkan Anies di Jateng, Sudirman Said Kumpulkan Relawan Pilgub Jateng 2018

21 September 2023
Lainnya

SOROTAN

Apakah Keuntungan Itu
Opini

Apakah Keuntungan Itu?

:: Suroto
21 September 2023

Apakah Keuntungan Itu

Selengkapnya
Oligarki yang Menagih Hutang

Masa Lalu, Masa Depan, dan Oligarki yang Menagih Hutang

21 September 2023
Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?

Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?

20 September 2023
Berlomba Masuk Jurang

Berlomba Masuk Jurang

18 September 2023
Kereta Cepat, Kereta China dan Hari Kiamat

Kereta Cepat, Kereta China dan Hari Kiamat

18 September 2023
Melayu Sumbang Bahasa Persatuan, Kamu Sumbang Apa?

Melayu Sumbang Bahasa Persatuan, Kamu Sumbang Apa?

14 September 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang