Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Pada Makam Pahlawan, Ada Iman Hidup dari Orang Mati

:: Opini Barisan.co
5 Oktober 2020
dalam Opini
Pada Makam Pahlawan, Ada Iman Hidup dari Orang Mati

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Sulit sekali membayangkan negara tanpa makam pahlawan. Pada kenyataannya, adalah benar bahwa darah dan keringat pahlawanlah yang melandasi berdirinya Indonesia. Dan makam mereka merupakan simpul sejarah yang kelewat penting kalau diabaikan.

Secara menarik, banyak pahlawan kita dimakamkan jauh dari kampung halamannya masing-masing. Pangeran Diponegoro, semisal, berperang di Jawa tapi makamnya di Sulawesi. Cut Nyak Dien berjuang di Aceh, tertangkap, dan dua tahun setelahnya meninggal di pengasingan di Sumedang. Mereka berdua hanya beberapa untuk disebutkan.

Selebihnya, tampak bahwa ada semacam pola pemerintah kolonial membuang para ‘pemberontak’ sejauh mungkin dari masyarakat dan tanah perjuangannya.

Di Eropa, tradisi pengasingan (exile and banishment) memang sudah ada sejak zaman Yunani. Pada abad-abad kolonialisme praktik itu gencar dijalankan. Kerajaan Inggris tentu saja menjadi yang paling epik, dengan membuang para kriminalnya ke sebuah pulau sejauh 25.427 km dari daratan Britania, hingga pulau itu sesak, dan belakangan menamai pulau itu sebagai Australia.

BACAJUGA

Otista, Bukan Sekadar Jalan

Otista, Bukan Sekadar Jalan

30 Desember 2022
sarapan pagi

Sarapan Pagi untuk Indonesia

21 Desember 2022
Daya Hidup di Tanah Pengasingan

Dari sudut pandang otoritas, pada umumnya pengasingan bertujuan untuk meredam perlawanan dengan menyunat psikologis pemimpin perlawanan dan emosi basis massanya. Pemerintah Hindia-Belanda juga melakukan itu. Namun tampaknya, mereka tidak memperhitungkan bahwa pengasingan tokoh perlawanan menjadi awal imajinasi tentang Indonesia.

Benar bahwa para pahlawan kita menjadi jauh dari tanah perjuangannya. Tapi, justru para pahlawan dapat diterima kehadirannya oleh masyarakat di tempat pengasingan. Bahkan ajaran mereka juga diterima dengan baik.

Di pengasingannya di Sukabumi, Cut Nyak Dien tidak lagi memegang rencong. Ia mengajarkan al-Quran dan bahasa Arab kepada penduduk. Orang-orang lebih memahaminya sebagai pendakwah daripada panglima perang. Dan di sana, Cut Nyak Dien dipanggil sebagai Ibu Prabu atau Ibu Suci.

Diponegoro, meskipun statusnya adalah orang buangan, pun diterima oleh masyarakat. Para pengikutnya dibebaskan bergaul dengan penduduk lokal Makassar di sekitar lokasi pengasingan. Setelah ia wafat, istri, anak, dan keluarganya melanjutkan hidup di sana dan melakukan pernikahan dengan penduduk lokal sampai turun-temurun. Di Manado, pengawal-pengawal Imam Bonjol menikah dengan gadis Minahasa dan memeluk Islam dan mempunyai keturunan hingga sekarang.

Interaksi-interaksi semacam ini terus berulang bahkan sampai ke generasi pejuang berikutnya. Termasuk Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang menikah dengan Fatmawati selepas ia dibuang ke Bengkulu. Dari mereka lahirlah putri yang kelak juga menjadi presiden Indonesia: Diah Permata Megawati Setiawati Sukarnoputri.

Adalah menjadi jelas, tempat-tempat pengasingan itu ikut membentuk identitas keindonesiaan kita. Rajutan kebangsaan dari generasi pejuang revolusioner itu, barangkali paling banyak memengaruhi kesadaran generasi pejuang terpelajar yang lahir di masa berikutnya.

Dan begitupun makam-makam pahlawan, yang dalam konteks bernegara telah menjadi iman hidup warisan orang mati. Api semangat persatuan dari makam-makam itulah yang perlu kita gelorakan dalam kondisi kebangsaan apapun. []


Topik: Ananta DamarjatiCut Nyak DienImam BonjolIndonesiaKolonialismeMakam PahlawanPahlawan NasionalPangeran DiponegoroPengasinganSoekarno
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut
Opini

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

3 Februari 2023
Pakar Hukum: Ditolaknya UAS, Privilege Singapura
Opini

Berkongsi Kita Pecah

1 Februari 2023
Taruhan Alphard, sampai Kapan?
Opini

Taruhan Alphard, sampai Kapan?

1 Februari 2023
Pemilu Serentak Tahun 2024
Opini

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

1 Februari 2023
Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir
Opini

Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

31 Januari 2023
Sodetan Ciliwung dan Cara Anies Bekerja dalam Sepi
Opini

Sodetan Ciliwung dan Cara Anies Bekerja dalam Sepi

30 Januari 2023
Lainnya
Selanjutnya
Spirit berkeluarga

Berumah tangga? Pahami Dasar dan 10 Tujuan Berkeluarga

Para Tokoh Mulai Kepung Istana

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Penculikan Anak

Darurat Penculikan Anak, Ortu Wajib Lakukan ini Sebagai Antisipasi

4 Februari 2023
Hari Kanker Sedunia

4 Februari Hari Kanker Sedunia, Kemenkes Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini

4 Februari 2023
analisa youtube shorts

Benarkah YouTube Short Bisa Menghasilkan Uang? Inilah Analisa Kebenarannya

3 Februari 2023
Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

3 Februari 2023
website foto gratis

7 Rekomendasi Website Foto Gratis, No Copyright untuk Konten dan Desain

3 Februari 2023
rhoma irama air putih

Rutin Minum Air Putih Hangat, Rhoma Irama Berhasil Diet

3 Februari 2023
kanti w janis

Tadaburan Novel Karya Kanti W Janis

3 Februari 2023

SOROTAN

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut
Opini

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

:: Yayat R Cipasang
3 Februari 2023

BANJIR Jakarta tidak sekadar bencana alam tetapi juga sudah sangat politis. Banjir dan cara penanganannya menjadi alat kampanye, glorifikasi atau...

Selengkapnya
Perlindungan PRT

Rentan Alami Kekerasan, Perlindungan Terhadap PRT Perlu Perhatian Serius

2 Februari 2023
Pakar Hukum: Ditolaknya UAS, Privilege Singapura

Berkongsi Kita Pecah

1 Februari 2023
Taruhan Alphard, sampai Kapan?

Taruhan Alphard, sampai Kapan?

1 Februari 2023
Pemilu Serentak Tahun 2024

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

1 Februari 2023
Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

31 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang