Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Pandemi Mendorong Cashless Berkembang Pesat di Korsel

Redaksi
×

Pandemi Mendorong Cashless Berkembang Pesat di Korsel

Sebarkan artikel ini

“Warga Korsel sangat terbiasa dengan dompet seluler, negara ini menempati peringkat pertama secara global dalam hal pengeluaran per kapita menggunakan dompet selular. Penetrasi smartphone dan internet yang tinggi, ditambah dorongan pemerintah menuju transformasi cashless telah mendukung pertumbuhan ini,”Sowmya Kulkarni (analisis perbankan dan pembayaran di GlobalData)
 

BARISAN.CO – Pecinta drama Korea sering kali melihat tayangan orang-orang di sana menggunakan ponselnya sebagai alat pembayaran. Ini memang tidak mengejutkan karena pemerintahannya mendorong agar bergerak cepat menuju masyarakat cashless.

Tahun 2019, uang tunai hanya menyumbang 17 persen dari total transaksi yang menjadikan negeri Gingseng ini sebagai salah satu negara tanpa uang tunai terkemuka di dunia.

Sejak tahun 2011, Komisi Komunikasi Korea Selatan mewajibkan vendor ponsel melengkapi semua smartphone dengan teknologi komunikasi jarak dekat (NFC) yang memungkinkan pertukaran data nirkabel dalam jarak dekat, memungkinkan orang membayar barang, menyimpan tiket elektronik, menge-tap ponsel di kasir atau memindai tag poster film.

Menurut beberapa pakar industri Korsel, teknologi berbasis NFC akan menguasai sepertiga pasar.

Saat itu, baru dua handset yang memiliki kemampuan itu, Samsung Galaxy S II dan Vega Racer Pantech.

GlobalData memperkirakan, nilai transaksi pembayaran dompet seluler di Korea Selatan akan mencapai US$503,5 miliar  pada tahun 2024.

“Warga Korsel sangat terbiasa dengan dompet seluler, negara ini menempati peringkat pertama secara global dalam hal pengeluaran per kapita menggunakan dompet selular. Penetrasi smartphone dan internet yang tinggi, ditambah dorongan pemerintah menuju transformasi cashless telah mendukung pertumbuhan ini,” kata analisis perbankan dan pembayaran di GlobalData, Sowmya Kulkarni.

Pada tahun 2015, bank sentral Korea Selatan mengumumkan, sedang menuju masyarakat tanpa koin dengan membuat proyek percontohan untuk menguji Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC). Ini diimbangi dengan infrastruktur teknologi dan industri fintech yang amat berkembang menjadi dasar inovasi keuangan melesat pesat di sana.

Di tengah tren tersebut, penggunaan layanan selular melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Sejak 2016, nilai harian rata-rat transaksinya pembayarannya pun meningkat sekitar tujuh kali lipat. Dikenal sebagai layanan pembayaran mudah, layanan pembayaran seluler di Korsel memungkinkan pelanggan menggunakan smartphone-nya melakukan pembayaran yang memindai data kartu kredit atau debit yang tersimpan.

Hanya cukup mendaftarkan kartu ke penyedia layanan pembayaran selular, mereka dapat melakukan pembayaran online dan offline hanya dengan menggunakan kode sandi atau pemindaian sidik jari.

Selain itu, metode pembayaran selular menggunakan mata uang elektronik yang dihasilkan dengan memuat nilai prabayar ke platform layanan penyedia juga semakin popular.