Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Pembatasan Sosial Berskala Profetik

:: Opini Barisan.co
21 September 2020
dalam Opini
Pembatasan Sosial Berskala Profetik

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Empat belas abad yang lalu, seorang penggembala ternak mengisahkan sesuatu tentang wabah. Kini kisah itu menjadi pedoman banyak orang.

Sang penggembala, yang bernama Muhammad, yang saya junjung setinggi langit itu, berkata: “Kalau kalian mendengar ada wabah di suatu negeri, janganlah kalian memasuki negeri tersebut. Namun bila wabah itu menyebar di negeri kalian, janganlah kalian keluar dari negeri kalian menghindar dari penyakit itu.”

Saya sudah belajar Islam sejak kecil tapi hadist itu baru saya tahu dari internet beberapa hari lalu. Ada dua hal yang saya tangkap. Pertama, ia menegaskan kembali kepada saya, bahwa Nabi Muhammad adalah patron kesehatan sejati. Kedua, persoalan wabah bukanlah hal baru.

Pertama soal kesehatan. Saya bisa bayangkan betapa joroknya masyarakat Arab sebelum Nabi Muhammad datang dan bicara banyak soal kesehatan, terutama yang ada sangkut pautnya dengan kebersihan diri. Apalagi, seluruh pedoman yang dibawa Muhammad sebetulnya lebih mirip ‘respons’ dalam upaya mengubah tatanan lama yang kurang beradab.

BACAJUGA

anies kenang Habib Zen bin Umar

Anies Baswedan Kenang Habib Zen bin Umar: Berakhlak Mulia

11 Agustus 2022
transformasi digital

Percepat Transformasi Digital, Anies Gandeng PricewaterhouseCoopers Dukung SPBE

8 Agustus 2022

Dengan kata lain, apa-apa yang diajarkan Nabi Muhammad, adalah kebalikan dari yang saat itu membudaya di masyarakat. Jadi bila Muhammad menganjurkan para sahabatnya pipis jongkok, maka dapat dibaca secara gampang, bahwa budaya yang berkembang di masyarakat saat itu adalah pipis berdiri (atau bahkan, siapa yang tahu! Bisa jadi malah lebih buruk: pipis berdiri sambil melawan angin).

Pembacaan demikian iseng belaka dan—hehehe!—tidak ada dasar ilmiahnya. Tapi jelas bahwa ajaran kesehatan seperti bersiwak, makan cukup, minum sambil duduk, tidak tidur sore, tidak mabuk, termasuk tidak makan babi, telah secara dinamis mengubah masyarakat Arab. Pada gilirannya, banyak peradaban menerima konsep kesehatan circadian rhythm (irama biologi) ala Nabi Muhammad itu.

Dalam situasi wabah Corona sekarang, saya rasa kita juga perlu berpegang kepada Nabi, terutama kepada hadistnya yang disebut di awal-awal. Bukan karena hadist itu dapat dijadikan sebagai model penyembuhan, melainkan karena ia lebih merupakan protokol sosial yang mampu menghindarkan kita dari penyakit menular.

Naskah-naskah klasik mungkin juga bisa memperkaya pandangan kita. Di China, misalnya, para Konfusianis percaya penyakit dapat muncul dari penyesuaian yang tidak memadai pada aturan dan kebiasaan masyarakat. Dan satu-satunya cara individu terhindar dari penyakit adalah mengubah dirinya menyesuaikan tatanan sosial yang ada.

Kita jelas tahu betul, sehat dan sakit adalah sama-sama hal yang normal. Kadang-kadang sakit tidak terhindarkan dari proses kehidupan yang sedang berlangsung. Akan tetapi, adaptasi total antara laku tubuh kita dengan lingkungan perlu terus diupayakan. Dan untuk mencapainya setiap kita memainkan peran penting, karena kita bertanggung jawab atas perawatan kesehatan masing-masing.

Yang ingin saya katakan adalah, wabah bukanlah hal yang baru. Ia masalah klasik yang dapat dihindari dengan cara yang juga klasik. Maka, apapun namanya, apakah lockdown, social distancing, PSBB, atau apapun, pemisahan menjadi penting supaya terbebas dari wabah.

Selama kita mampu sepaham untuk melakukan segala bentuk keterpisahan dengan benar dan tepat, di situlah momen keselarasan timbul, yang pada gilirannya akan membawa kita pada tujuan bersama yang kita kehendaki. Dan ketika segala sesuatu terasa benar-benar tepat dan segalanya dapat dilakukan dengan tenang, dari situlah didapatkan pengalaman spiritual tertinggi yang mendewasakan kita sebagai bangsa. []


Topik: Anies BaswedanNabi MuhammadProtokol KesehatanPSBB
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Filosofi Pohon
Opini

Filosofi Pohon

11 Agustus 2022
Kaum Khawarij Modern
Opini

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Saat Anies Baswedan Meneladani Karakter dan Ajaran Tuhan Yesus Kristus
Opini

Saat Anies Baswedan Meneladani Karakter dan Ajaran Tuhan Yesus Kristus

15 Juli 2022
Diamnya Anies Menghadapi Fitnah, Tanda Kekuatan Seorang Muslim
Opini

Diamnya Anies Menghadapi Fitnah, Tanda Kekuatan Seorang Muslim

12 Juli 2022
Catatan Kelucuan di Negeri +62
Opini

Catatan Kelucuan di Negeri +62

12 Juli 2022
Pustakawan di Amerika Diteror, di Indonesia Minat Baca Rendah
Opini

Pustakawan di Amerika Diteror, di Indonesia Minat Baca Rendah

9 Juli 2022
Lainnya
Selanjutnya
Lazisnu Jateng

Aksi Keliling Jaga Warga, LAZISNU Jateng Beri Layanan Kesehatan Gratis

Gambang Semarang

Makna Realitas Sosial dalam Lirik Lagu Gambang Semarang

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

koalisi gerindra pkb

Koalisi Gerindra-PKB, Prabowo: Gus Imin Orator Luar Bisa

13 Agustus 2022
Penulis The Satanic Verses, Salman Rushdie Dibunuh

Penulis The Satanic Verses, Salman Rushdie Dibunuh

13 Agustus 2022
Indonesia Merupakan Ekosistem yang Kondusif bagi Pertumbuhan E-commerce

Indonesia Merupakan Ekosistem yang Kondusif bagi Pertumbuhan E-commerce

13 Agustus 2022
Ekonomi Berbasis Kerakyatan

Menko PMK: Pentingnya Memiliki Sistem Ekonomi Berbasis Kerakyatan

13 Agustus 2022
Prabowo Subianto Resmi Maju Calon Presiden 2024

Rapimnas Partai Gerindra: Prabowo Subianto Resmi Maju Calon Presiden 2024

13 Agustus 2022
pelajar Indonesia di luar negeri

Jenderal Andika Berharap Pelajar Indonesia di Luar Negeri Berperan Penting dalam Pembangunan

13 Agustus 2022
Anugerahkan Tanda Kehormatan

Jokowi Anugerahkan Tanda Kehormatan Bagi 127, Sastrawan Ajib Rosidi Salah Satunya

12 Agustus 2022

SOROTAN

Filosofi Pohon
Opini

Filosofi Pohon

:: Redaksi
11 Agustus 2022

Penulis: Andi Rukman Nurdin Karumpa * BELAJAR dari filosofi pohon, selayaknya sebagai seorang insan berakal untuk pandai mempelajari dan mencari...

Selengkapnya
Kaum Khawarij Modern

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

1 Agustus 2022
satu abad chairil anwar

Satu Abad Chairil Anwar, Puisi dan Doa

26 Juli 2022
Film Invisible Hopes

Film Invisible Hopes Mengungkap Sisi Gelap Anak-Anak yang Lahir di Jeruji Penjara

23 Juli 2022
Beredar Surat Pengangkatan Tenaga Honorer Jadi PNS, Begini Penjelasan Kemen PANRB

Pegawai Negeri Dibutuhkan, Tetapi Cenderung Tidak Diapresiasi

21 Juli 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang