Scroll untuk baca artikel
Opini

Pengalaman Anak Demam Hingga 40,5 Derajat, Harus Bagaimana Ya?

Redaksi
×

Pengalaman Anak Demam Hingga 40,5 Derajat, Harus Bagaimana Ya?

Sebarkan artikel ini

Barisan.co – Aksa bisa dibilang anak yang jarang sakit. Walaupun Aksa tidak full ASI tapi Alhamdulillah saya jarang sekali membawanya ke dokter saat demam. Karena berdasarkan yang saya baca dan informasi dari mertua saya, jika demam belum 3 hari, itu tidak perlu panik sampai dibawa ke rumah sakit.

Pada saat di rumah sakit pun si anak ini akan diberi obat penurun panas saja. Lain hal kalau demam sudah 3×24 jam suhunya terus naik, itu wajib dibawa ke dokter atau rumah sakit terdekat karena harus di test laboratorium untuk tau pasti penyebab demamnya kenapa.

Kamis, 22 Oktober 2020, belum lama ini Aksa demam sampai 40,1 derajat. Kebetulan saya sudah menyiapkan obat paracetamol atau penurun panas yang biasa di minum Aksa kalau sedang demam. Minum paracetamol, turun jadi 39,8.

Kemudian saya langsung mengompres dengan air hangat dilipatan paha, ketiak, selangkangan, dan keningnya. Setelah saya baca dan sempat konsul di aplikasi Halodok, cara tersebut sangatlah efektif.

Setengah jam saya kompres dengan cara tersebut, tidak lama kemudian saya cek suhunya lagi ternyata sudah turun 38,5. Setiap 3-4 jam sekali, saya cek suhunya agar memastikan apakah masih demam tinggi atau sudah normal.

Keesokan harinya, tiap pagi-pagi saya cek suhu badannya. Tidak lupa juga saya mengecek gusinya yang sudah sangat bengkak. Rupanya, Aksa tidak mau makan dan tidak mau minum susu ini karena efek mau tumbuh gigi.

Menjelang sore, ritual masih sama. Saya kembali mengecek suhu badan Aksa untuk memastikan apakah masih demam atau tidak.

Ternyata … Aksa demam tinggi lagi bahkan hingga 40,5 derajat. Yang saya rasakan saat itu hanya panik dan tidak tau harus pergi ke dokter sekarang atau hanya minum paracetamol saja.

Tepat jam 19.00 hari senin 26 Oktober 2020, saya bawa Aksa ke klinik terdekat. Kebetulan ini salah satu klinik langganan saya, hanya 2 hari minum obat saya langsung sembuh seketika. Benar-benar manjur obatnya!

Benar saja, keesokan paginya sekujur badan Aksa muncul bintik-bintik merah seperti campak. Setelah saya konsul kembali di aplikasi Halodok ternyata benar, Aksa sakit campak.

Di aplikasi Halodok, dokternya memberi saran untuk segera menggunakan lotion caladine baby. Tanpa pikir-pikir lagi, saya pun segera membeli lotion tersebut di apotik terdekat.

Untungnya setelah badan Aksa yang merah-merah ini saya baluri lotion caladine baby dan minum obat antibiotik, Aksa tidurnya sedikit nyenyak dan rewelnya agak berkurang. Alhamdulillah panasnya pun mulai turun dan sedikit keluar keringat.

AC tetap saya nyalakan kecil sampai 26 derajat saja, tujuannya agar badan Aksa tidak lengket atau campaknya tidak gatal. Semakin lama, Aksa terus keluar keringat dan suhu badannya kian membaik. Namun, tetap saya minumkan obat paracetamol dan baluri lotion caladine nya agar Aksa tidurnya tetap nyeyak.

Kok tidak langsung dibawa ke rumah sakit, Moms?

Sebenarnya saya sudah sangat panik dan khawatir ingin segera membawa Aksa ke UGD, namun saya pikir-pikir lagi kalau saya bawa ke UGD belum dari 3×24 pasti akan diberikan obat penurun panas yang sama. Tapi, jika sudah lewat dari 3×24 jam pasti akan dirawat inap.

Jujur saya sangat takut sekali dan tidak tega kalau Aksa sampai di infus lagi. Mengingat riwayat Aksa saat baru lahir langsung masuk ruang NICU dengan banyaknya alat-alat atau selang-selang di sekujur badan Aksa, dikarenakan Aksa sempat menelan air ketuban.

Oh iya, yang paling penting kalau si kecil sedang demam harus banyak minum, karena cairan sangat penting dan sangat diperlukan pada saat si kecil sedang demam tinggi seperti ini.