Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Puasa pada Anak: Kapan, Mengapa dan Bagaimana?

Redaksi
×

Puasa pada Anak: Kapan, Mengapa dan Bagaimana?

Sebarkan artikel ini

Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Berpuasa

Orang tua harus memberi pemahaman kepada anak-anak jika berpuasa tidak hanya perintah agama saja, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan.

Dokter Felliyani menganalogikan tubuh sebagai pabrik yang tidak pernah berhenti bekerja. Dalam keadaan tidur pun, saluran napas dan jantung masih bekerja. Apalagi kalau makan seharian. Sistem pencernaan juga akan terus bekerja.

Kalau mesin pabrik bekerja tiada hentinya, lama kelamaan pasti rusak. Fungsi pabrik akan menurun. Pabrik menghasilkan asap dan gedungnya menjadi usang. Begitu juga dengan tubuh, jika digunakan terus menerus akan menghasilkan radikal bebas.

Kemudian ada penuaan dini, gagal jantung, gangguan ginjal, dan imunitas menurun.

Saat berpuasa, kerja tubuh akan melambat. Saluran cerna istirahat sesaat. Radikal bebas menurun karena oksidan memiliki waktu untuk melawannya, sehingga imunitas meningkat dan kita bisa memulihkan sel-sel tubuh yang mulai lelah.

Karena berdampak baik bagi tubuh, seharusnya pandemi tak menjadi penghalang bagi kita untuk berpuasa. Nah, pengetahuan seperti inilah yang perlu disampaikan pada anak.

Tips Puasa pada Anak

Sebaiknya orang tua mengajari anak berpuasa pada usia tujuh tahun. Untuk anak yang usianya di bawah tujuh tahun, ‘baterai cadangan’ belum cukup sehingga tak perlu memaksakan mereka berpuasa sampai magrib. Pastikan anak memiliki status gizi baik dan sehat.

Selalu bangunkan anak untuk sahur. Sebab sahur sangatlah penting agar anak bisa menjalani puasa dengan baik. Bangunkan mereka saat menjelang imsak, sekitar pukul 4.00 pagi. 

Berikan mereka nutrisi yang cukup. Komposisi makanan harus diperhatikan. Dalam satu piring harus terdiri dari 60 persen makanan pokok dan 40 persen lauk-pauk, serta sedikit serat yaitu buah dan sayur.

“Anak-anak masih dalam masa pertumbuhan, makanya protein harus lebih banyak dari sayur,” kata dr. Felliyani.

Jika anak masih mengantuk saat waktu sahur, orang tua harus mengusahakan mereka tetap makan. Bisa dengan memberinya susu atau jus buah. Jangan lupa berikan air minum yang cukup agar anak tidak  dehidrasi.

Pada anak yang berusia 4 – 8 tahun membutuhkan 1,7 liter air atau sekitar lima gelas. Bisa memberikannya dua gelas saat berbuka, satu gelas setelah salat tarawih dan dua gelas saat sahur.

Saat azan magrib segeralah berbuka. Orang tua bisa memberinya mereka makanan manis dulu seperti kurma, kue, kolak, manisan atau buah semangka. Kenapa makanan manis? Karena pada saat itu gula darah hampir habis. Untuk itu perlu makanan dengan kadar glikemik yang tinggi.

Oposisi Terbuka
Kolom

Puasa Ramadhan adalah jeda spiritual