barisan.co
  • BERANDA
  • Opini
  • Gaya Hidup
    • Lifestyle
    • Kesehatan
    • Kuliner & Wisata
  • Ragam
    • Edukasi
    • Sainstek
    • Sastra
    • Kontemplasi
  • Humaniora
    • Video
    • Viral
    • Infografis
    • Tokoh & Peristiwa
  • Khazanah
  • Ekonopedia
  • Quran
SUBSCRIBE
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • Opini
  • Gaya Hidup
    • Lifestyle
    • Kesehatan
    • Kuliner & Wisata
  • Ragam
    • Edukasi
    • Sainstek
    • Sastra
    • Kontemplasi
  • Humaniora
    • Video
    • Viral
    • Infografis
    • Tokoh & Peristiwa
  • Khazanah
  • Ekonopedia
  • Quran
No Result
View All Result
barisan.co
No Result
View All Result
Home Opini

Pudarnya Guyub dan Musibah Bencana

Redaksi by Redaksi
12 April 2021
Reading Time: 3 mins read
Pudarnya Guyub dan Musibah Bencana

Ilustrasi gotong royong masyarakat menghadapi bencana: akurat.co

Share on FacebookShare on Twitter
Oleh: Adib Achmadi

Ini kisah kecil saja di lingkungan rumah tempat saya tinggal. Tentang tradisi guyub yang masih bertahan di tengah arus modernisasi perkotaan. Biasanya hari Minggu usai pertemuan RT bulanan diadakan kerja bhakti. Siapa yang hari itu tak ada kegiatan luar kota, umumnya mereka akan turun lapangan.

Tidak peduli posisi dan jabatannya, ketika kerja bhakti mereka akan ambil posisi apa saja yang bisa dikerjakan seperti menyabit rumput, menyapu, buang sampah, dan lain-lain. Sebagian warga ada yang dengan sukarela membawa makanan atau minuman untuk disantap bersama.

Pun ketika ada kabar warga yang meninggal dunia, secara spontan warga lain akan bergerak ke rumah duka dan ambil peran masing-masing. Biasanya ada tetua yang mengatur ritme kerja warga mulai dari menata kursi, cari ambulan, memandikan jenazah, dan lain-lain. Semua berjalan alamiah dan penuh kekeluargaan.

Berita Terkait

Zona Nyaman, Pendidikan, dan Daya Tahan Generasi

Zona Nyaman, Pendidikan, dan Daya Tahan Generasi

18 April 2021
Takwa

Titik Temu Ketakwaan dalam Selimut Ramadan

17 April 2021

Cerita kecil lainnya yang cukup menarik adalah ketika ada warga yang kena covid. Pihak keluarga yang salah satu anggotanya dinyatakan positif covid berinisatif isolasi mandiri. Area rumahnya ditutup untuk akses keluar masuk. Sementara itu warga lainya ramai-ramai urun bantuan. Ada yang menyumbang uang, beras, makanan. Ada pula yang inisiatif tiap hari memasak untuk keperluan keluarga yang terisolasi. Bahkan ada yang menyumbang pulsa untuk keperluan komunikasi. Hingga batas isolasi berakhir, bantuan tak henti mengalir.

Masih banyak lagi aktivitas guyub yang bisa diceritakan, seperti acara hajatan, tilikan, atau perayaan hari besar nasional. Intinya guyub adalah serangkaian aktivitas dari warga, oleh warga dan untuk warga.

Di tengah kehidupan modern yang individualistik dan transaksional, fenomena guyub menarik untuk ditelaah. Pertama, ada orang yang rela menyediakan diri, waktu, tenaga atau hartanya untuk kepentingan publik. Guyub adalah tenggelamnya diri pada komunal. Ada makna yang tercipta dalam komunitas sehingga muncul kohesivitas sosial. Susah dijelaskan dalam kehidupan modern orang memberi tanpa ada harapan balik secara material.

Kedua, tatanan tradisi punya cara dalam memecahkan masalahnya sendiri tanpa ketergantungan pihak luar.

Ketiga, dalam guyub ada semacam aturan tak tertulis yang sudah menjadi pengertian, kesadaran atau nilai nilai yang ‘hidup’ dan dipatuhi oleh semua warga.

Keempat, guyub adalah fenomena ‘kita’ di mana aku, kamu atau mereka cenderung tanggal. Fenomena tepa slira dan tenggang rasa adalah adalah salah satu jenis kepekaan yang lahir lahir dan ‘hidup’ dalam tradisi keguyuban.

Tapi tradisi guyub ini makin hari makin mengalami pergeseran dan penggusuran. Zaman baru datang dan merontokkan banyak tatanan lama. Guyub adalah salah satu yang coba digilas dan diratakan. Fenomena ‘kita’ dalam guyub diiris dan dirajang-rajang menjadi serpihan-serpihan kecil bernama individu (individualisme). Irisan itu tak hanya merajang kekerabatan antarmanusia tapi juga manusia dan alam hingga harmoni itu makin lenyap.

Pudarnya tradisi guyub, mengikuti di dalamnya adalah makin pudarnya kepekaan, tenggang rasa dan kepedulian antarsesama, bahkan juga dengan alam. Maka begitu alam rusak dan dirusak, tak ada lagi kepedulian masyarakat untuk mencegah atau melakukan kontrol. Dan ketika kerusakan itu sudah demikian jauh dan membawa bencana, manusia kian tak mampu mengatasi dan mengantisipasinya.

Partisipasi dan kebersamaan tidak lagi mampu bergerak secara memadai. Derita manusia makin menumpuk dan ditanggung sendiri. Tak banyak lagi dijumpai ‘kita’ dalam urusan bencana. Dan makin tak terkira besarnya musibah bencana di masa depan, yang tentu sudah didahului sebelumnya bencana sosial berupa tenggelamnya tradisi keguyuban di masyarakat. []


Adib Achmadi, Penulis tinggal di Slatri, Brebes

Tags: Adib AchmadiGotong RoyongKerja BaktiModernisasiTradisi Guyub
Redaksi

Redaksi

Pos Terkait

Zona Nyaman, Pendidikan, dan Daya Tahan Generasi
Opini

Zona Nyaman, Pendidikan, dan Daya Tahan Generasi

18 April 2021

Ada kecenderungan orang tua masa kini tak tahan hati melihat anaknya dalam kesulitan.

Takwa
Opini

Titik Temu Ketakwaan dalam Selimut Ramadan

17 April 2021

Dimensi Takwa

Batas Samar Antara Peduli dan Usil
Opini

Batas Samar Antara Peduli dan Usil

16 April 2021

Apa beda peduli dan usil? Peduli berniat untuk membantu walaupun itu tak berarti apa-apa. Sedangkan usil terjadi saat seseorang ikut...

Petani Bertambah Banyak, Pendapatannya Turun
Opini

Petani Bertambah Banyak, Pendapatannya Turun

14 April 2021

Bagaimana dengan keberpihakan?

Load More

FOKUS

Mengintip Beberapa Negara Mengelola Aturan Hak Cipta Musik
Fokus

Mengintip Beberapa Negara Mengelola Aturan Hak Cipta Musik

by Redaksi
16 April 2021
0

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meneken PP Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik.

Read more
Singkat Cerita Pembajakan Musik di Indonesia

Singkat Cerita Pembajakan Musik di Indonesia

16 April 2021
Mengupayakan Titik Impas Antara Radio & Aturan Royalti

Mengupayakan Titik Impas Antara Radio & Aturan Royalti

16 April 2021

AKTUAL

Jihad
Kontemplasi

Jihad Nafs, Jihad Akbar

by Supardi Kafha
18 April 2021
0

Pelatihan menjalani jihad nafs

Read more
PPDB 2021, Pemprov DKI Prioritaskan Seleksi Berbasis Domisili

PPDB 2021, Pemprov DKI Prioritaskan Seleksi Berbasis Domisili

18 April 2021
Zona Nyaman, Pendidikan, dan Daya Tahan Generasi

Zona Nyaman, Pendidikan, dan Daya Tahan Generasi

18 April 2021
Bidadari

Bidadari dalam Cahaya Putih – Cerpen Eko Tunas

18 April 2021
Alasan Kenapa Sebaiknya Kita Menyembunyikan Status Hubungan di Medsos

Alasan Kenapa Sebaiknya Kita Menyembunyikan Status Hubungan di Medsos

18 April 2021
Menjelajahi Nuansa Mistis & Pesona Eksotis Kampung Ratenggaro

Menjelajahi Nuansa Mistis & Pesona Eksotis Kampung Ratenggaro

18 April 2021
Persoalan Struktural Menghambat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Persoalan Struktural Menghambat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

18 April 2021
PKS: Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tidak Baik

PKS: Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tidak Baik

18 April 2021
Pemerintah Akan Tunjuk BUMN Pariwisata untuk Kelola TMII

Pemerintah Akan Tunjuk BUMN Pariwisata untuk Kelola TMII

18 April 2021
Wapres: Umat Islam Harap Perbanyak Upaya Batiniah Atasi Pandemi Covid-19

Wapres: Umat Islam Harap Perbanyak Upaya Batiniah Atasi Pandemi Covid-19

18 April 2021

TRENDING

  • Sepak Terjang KPK Ibu Kota Bentukan Anies Cegah Korupsi di lingkungan Pemprov

    Sepak Terjang KPK Ibu Kota Bentukan Anies Cegah Korupsi di lingkungan Pemprov

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Petani Bertambah Banyak, Pendapatannya Turun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Utang Luar Negeri BUMN Meningkat Pesat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Presiden Hapus Pendidikan Pancasila & Bahasa Indonesia? Begini Tanggapan Nadiem

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KH. Masagus Ahmad Fauzan Yayan, Lokomotif Perkembangan Islam Masa Kini di Palembang Darussalam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Syiar Islam, PKB Ziarahi Makam Dewan Syuro Pertama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PPDB 2021, Pemprov DKI Prioritaskan Seleksi Berbasis Domisili

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bidadari dalam Cahaya Putih – Cerpen Eko Tunas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alergi Dermatitis Atopik, Apa dan Bagaimana Mengatasinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Leonardo da Vinci dan Sosok Lukisan Mona Lisa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TENTANG KAMI

BarisanCo JNews

Media Opini Indonesia

  • Iklan
  • Contact
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Indeks
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik

Kategori

Follow Us

Facebook Twitter Instagram

© 2021 Barisan.co - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • Opini
  • Gaya Hidup
    • Lifestyle
    • Kesehatan
    • Kuliner & Wisata
  • Ragam
    • Edukasi
    • Sainstek
    • Sastra
    • Kontemplasi
  • Humaniora
    • Video
    • Viral
    • Infografis
    • Tokoh & Peristiwa
  • Khazanah
  • Ekonopedia
  • Quran