Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini Politik & Hukum

Sejarah Pembantaian di Balik Popularitas Batik

:: Ananta Damarjati
2 Oktober 2020
dalam Politik & Hukum
Sejarah Pembantaian di Balik Popularitas Batik

Ilustrasi: unsplash.com/Camille Bismonte

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Barisan.co – Batik paling banyak disebut sebagai kain yang menunjukkan identitas kebangsaan. Penjelasan tentang itu bisa dari banyak sisi. Tapi, akan lebih mudah memahaminya dari sejarah hubungan batik dengan turisme yang semakin erat dari waktu ke waktu.

Kenyataan kontemporer mengukuhkan batik sebagai bagian dari turisme. Kalau turisme anjlok, penjualan batik niscaya menurun. Dan itu terasakan hari-hari ini. Banyak pengrajin mengurangi kapasitas produksinya karena tidak banyak wisatawan yang datang.

Dari publikasi BPS, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia bulan Agustus 2020 mengalami penurunan signifikan sebesar 89,22 persen dibandingkan jumlah kunjungan pada Agustus 2019.

Secara kumulatif (Januari–Agustus 2020), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 3,41 juta kunjungan, atau turun 68,17 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 yang berjumlah 10,71 juta kunjungan.

BACAJUGA

taroo

Taroo, Restoran Bernuansa Keindahan Alam dan Budaya Bali

20 Mei 2023
Andalan Pariwisata, Krisis Air Membayangi Bali

Andalan Pariwisata, Krisis Air Membayangi Bali

15 Desember 2022
Awal-Mula

Dalam catatan sejarah batik Indonesia, diketahui bahwa batik pada mulanya merupakan kesenian gambar untuk pakaian para pembesar keraton Indonesia zaman dulu.

Oleh karena banyak dari pembesar tinggal di luar keraton, pada gilirannya batik dibawa oleh mereka keluar dari keraton dan dipakai di tempatnya masing-masing. Sejak itu, pelahan-lahan masyarakat umum ikut memakainya pada acara-acara tertentu.

Dalam konteks perdagangan dunia Abad ke-20, popularitas batik mulai menanjak pada 1908, ketika Gubernur Jenderal van Heutsz mendirikan perhimpunan turisme yaitu Vereeniging Toeristenverkeer (VTV) di Batavia. VTV banyak mengiklankan turisme Hindia-Belanda lewat reklame, majalah, buku panduan, brosur. Dapat dikatakan, ini adalah awal turisme modern di Hindia-Belanda.

Namun catatan pentingnya, tahun 1908 juga menjadi tahun di mana Belanda secara sempurna mengakuisisi Bali dalam sebuah kampanye berdarah, yang jamak dikenal ‘Puputan Klungkung’. Belanda, pada saat itu, berusaha menancapkan kekuasaanya di Dewata, dan mendapat perlawanan masyarakat yang lebih memilih berperang sampai mati daripada hidup di bawah penjajahan.

Selasa, 28 April 1908, Bali menjadi lautan darah. Rakyat termasuk Raja Dewa Agung Jambe II (1903-1908) gugur dalam perang tersebut. Dalam bukunya berjudul Bali Chronicles, Willard A. Hana mencatat lebih dari seribu orang terbunuh (hal 140-141).

Berita tentang Puputan dengan cepat tersebar ke dunia. Kerajaan Belanda disorot dan dikecam oleh koran-koran internasional. Seperti dicatat oleh David Shavit, pembantaian oleh tentara Belanda mendapatkan gelombang protes di koran London, Paris, bahkan New York (07:2003).

Untuk itulah Kerajaan Belanda kemudian merasa perlu memperbaiki corengan citra internasionalnya. Selanjutnya, dilakukanlah pendekatan afirmatif untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap masyarakat koloni. Seperti dicatat Willard A. Hanna, Kerajaan Belanda memulai kebijakan etis, dengan menyiapkan orang-orang Belanda untuk menjalankan peran modernisasi kepada masyarakat Bali.

Tapi balik itu, Belanda tetap saja Belanda. Jika ada sumber daya yang dapat diuangkan, maka Belanda akan menguangkannya. Dan dengan segala eksotisme yang ada di Pulau Dewata, perhimpunan turisme (VTV) yang didirikan di Batavia seketika itu mendapatkan relevansinya. VTV kemudian mempromosikan Bali sebagai destinasi wisata.

Iklan ajakan berkunjung kepada warga Belanda yang tidak tinggal di Hindia-Belanda gencar disebar. VTV juga melakukan promosi kepada masyarakat berbahasa Inggris di Eropa, Asia, Australia maupun Amerika sebagai sasaran promosi.

Selain itu, pada tahun 1929 diterbitkan pula buku panduan berbahasa Prancis berjudul Java, I’Eden sous les tropiques; Bali, I’lle de Beauté dan Visitez Sumatra le pays des contrastes yang diterbitkan sebanyak 60.000 eksemplar dan dikirimkan ke berbagai alamat.

Pada saat itulah, batik, mulai menjadi perhatian Eropa Daratan, karena selalu satu paket ditampilkan dalam iklan-iklan wisata Bali. Motif-motif kain batik populer lewat sebutan semacam ‘oriental’, ‘exotic’, ‘vivid’, ‘dangerous’, dan ‘rainbow’ (Steele, 1985; 227-234).

Sering waktu, batik semakin berkembang sejalan dengan kebutuhan turis akan pakaian santai, yang: seperti pakaian Hawaii, tapi dengan referensi Indonesia.

Topik: Batik Warisan NusantaraHari Batik NasionalPariwisata BaliPariwisata dan New Normal
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

DPD ANIes Sragen
Politik & Hukum

Rumah Anies DPD ANIes Sragen Bertambah, Optimalkan 75 Hari Masa Kampanye

29 Mei 2023
Mengenal Teknik Reid dari Film Dokumenter Victim/Suspect
Politik & Hukum

Mengenal Teknik Reid dari Film Dokumenter Victim/Suspect

28 Mei 2023
Diisi Eks KPK hingga Najwa Shihab, Ini Tugas Tim Percepatan Reformasi Hukum Bentukan Mahfud
Politik & Hukum

Diisi Eks KPK hingga Najwa Shihab, Ini Tugas Tim Percepatan Reformasi Hukum Bentukan Mahfud

28 Mei 2023
Anies Pembangunan Jalan
Politik & Hukum

Anies Dilaporkan Polisi oleh GP Center, Pengamat: ‘Relawan Ganjar Tidak Siap Adu Gagasan’

24 Mei 2023
Aliran Dana Korupsi di Kominfo Ditelusuri, Begini Nasib Partai Jika Terbukti Terlibat
Politik & Hukum

Aliran Dana Korupsi di Kominfo Ditelusuri, Begini Nasib Partai Jika Terbukti Terlibat

17 Mei 2023
Caleg Artis
Politik & Hukum

Pemilu 2024 Bertaburan Caleg Artis, Siapa Saja?

15 Mei 2023
Lainnya
Selanjutnya
Puisi telah mati

Puisi Tidak Ada Matinya: Kesaksian untuk Martin Suryajaya

Mahfud MD

Pilkada Harus Segera Dilaksanakan Demi Kesehatan Masyarakat

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Bahlil Lahadalia Menjadi Pengusaha
Terkini

Bahlil Lahadalia Ajak Lulusan Universitas Paramadina Menjadi Pengusaha

:: Redaksi Barisan.co
1 Juni 2023

Orasi ilmiah "Kebijakan Investasi untuk Mencapai Indonesia yang Sejahtera"

Selengkapnya
kandungan gizi tempe

Kandungan Gizi Tempe, Berikut Cara Menggoreng yang Baik dan Renyah

1 Juni 2023
korupsi dan ideologi

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Kalender Jawa Juni 2023 Lengkap, Weton dan Penanggalan Hijriah

Kalender Jawa Juni 2023 Lengkap, Weton dan Penanggalan Hijriah

1 Juni 2023
Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023

Poster Perhatikan Kebutuhan Pokok Bukan Terus Merokok, Mahasiswa Peringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia

1 Juni 2023
ChatGPT Menyesatkan, Pengacara ini Bakal Kena Sanksi Pengadilan

ChatGPT Menyesatkan, Pengacara ini Bakal Kena Sanksi Pengadilan

1 Juni 2023
Dampak Buruk Polusi Cahaya bagi Kesehatan

Dampak Buruk Polusi Cahaya bagi Kesehatan

1 Juni 2023
Lainnya

SOROTAN

korupsi dan ideologi
Opini

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

:: Redaksi Barisan.co
1 Juni 2023

Korupsi dan ideologi

Selengkapnya
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
Mengawasi Black Campaign

Penguatan Peran Bawaslu dalam Mengawasi Black Campaign di Sosial Media pada Pilpres 2024

31 Mei 2023
Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator

Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator

30 Mei 2023
Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

29 Mei 2023
Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

29 Mei 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang