Diketahui, sampai pada 2020, komposisi bauran energi di Indonesia masih begitu tergantung kepada energi fosil. Persentasenya adalah 38% batu bara, 31,6% minyak bumi, 19,2% gas bumi, dan 11,2% EBT. Perlu strategi khusus untuk mengakselerasi pemanfaatan EBT yang terbukti lebih ‘hijau’, seperti yang dikehendaki Presiden Jokowi.
Jika tidak didukung anggaran yang memadai, Yusdi Usman menduga keinginan Presiden Jokowi untuk bertransformasi menuju green economy lewat pemanfaatan EBT hanya akan menguap hampa.
“Transformasi menuju energi terbarukan adalah kebutuhan yang sangat mendesak. Jika pemerintah tidak mempersiapkan berbagai strategi, termasuk kebijakan fiskal untuk mendukung ekonomi hijau ini, maka upaya penanganan dan pencegahan krisis iklim tahun 2030 dan 2050 tidak akan terwujud,” pungkas Yusdi Usman. []