Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Tanda Kekuasaan Allah, Bagi Kaum yang Berfikir

Redaksi
×

Tanda Kekuasaan Allah, Bagi Kaum yang Berfikir

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Kekuasaan Allah dibuktikan dengan bukti, sebagai Tuhan yang maha ada dan maha kuasa. Bukti tersebut salah satunya tertuang dalam al-Quran surah Al-Baqarah ayat 164, tanda-tanda kemaha kuasaannya adalah diciptkankan langit dan bumi. Allah Swt berfirman:

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلْفُلْكِ ٱلَّتِى تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلْمُسَخَّرِ بَيْنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Al-Baqarah: 164)

Ayat di atas menjelaskan betapa Tuhan sayang kepada manusia, bentuk kasih dan sayang Allah Swt tercermin atas karunia untuk bumi dan langit yang kesemuanya untuk kebutuhan manusia.

Bukti kekuasaan Allah Swt tersebut terwujud karena manusia diciptakan memiliki akal pikiran sehingga, manusia dituntut untuk berfikir. Kalimat liqoumin yaaqiluun bukti tersebut hanya untuk kaum yang memikirkannya.

Nalar dan pikiran manusia perlu jernih dalam memahami bukti nyata tersebut, melalui kejernihan pikian akan tertanam keyakinan hati atas bukti kekuasaan Allah Swt.

Tanda kekuasaan Allah

Ayat di atas adalah salah satu contoh bukti atau tanda kekuasaan Allah Swt. Berikut ini akan diterangkan tanda kekuasaan Allah Swt dalam ranah ilmu tasawuf, yang diambil dari Kitab Al-Hikam.

Kitab Al-Hikam karya Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari dalam pasal 15 sampai 23 ini membahas bukti kekuasaan Allah. Ibnu Athaillah dalam maqolahnya menyampaikan:

مِمَّايَدُلُّكَ على وجُودِ قهرِهِ سُبْحانهُ ان حجبكَ عَنهُ بما ليسَ بموجُودٍ معهُ

 “Di antara bukti-bukti yang menunjukkan adanya kekuasaan Allah yang luar biasa, ialah dapat menghijab engkau dari pada melihat kepada-Nya dengan hijab tanpa wujud di sisi Allah.”

Sepakat para orang-orang arif, bahwa segala sesuatu selain Allah Swt tidak ada artinya. Tidak dapat disamakan adanya sebagaimana adanya Allah Swt, sebab adanya alam terserah kepada karunia Allah Swt. Bagaikan adanya bayangan yang tergantung selalu kepada benda yang membayanginya.

Maka barangsiapa yang melihat bayangan dan tidak melihat kepada yang membayanginya, maka di sinilah terhijabnya.

Allah Swt berfirman dalam surah Al-Qashash ayat 88:

وَلَا تَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ ۘ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۥ ۚ لَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُون

Artinya: “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Qashash: 88).

Rasulullah Saw membenarkan ucapan seorang penyair yang berkata: ”Camkanlah! Bahwa segala sesuatu selain Allah itu palsu belaka. Dan tiap nikmat kesenangan dunia, pasti akan binasa

Selanjutnya Ibnu Athaillah menyampaikan:

كيفَ يتصوَّرُ ان يحجبهُ شيىءٌ وهوالذى اظهركلَّ شيىءٍ

Bagaimana dapat dibayangkan bahwa Allah dapat dihijab (dibatasi tirai) oleh sesuatu padahal Allah yang menampakkan (mendhohirkan) segala sesuatu.”