Scroll untuk baca artikel
Blog

Tarian Malaikat

Redaksi
×

Tarian Malaikat

Sebarkan artikel ini

Kota yang berperadaban yang telah banyak melahirakan ilmuwan dan para cendikiawan serta para ahli dakwah.

“Majlis kebijakan dan hikmah kini lenyap ditengah medan perang. Ia kalah dengan serangan modern dengan anak turunya berupa kesenangan dunia.”

Segudang cita-cita dan harapan ada di daerah kecil ini, sebab desa ini telah banyak berjasa baik di bidang ekonomi maupun politik.

“Desa ini ingin bernyanyi di masjid kasih dan sayang, namun tidak dapat ditemui lantunan sholawat sulthon dan ayat-ayat suci. Hanya yang terdenggar dengkuran suara untuk merayu kehinaan menuju lembah demokrasi.”

Pertanyaan demi pertanyaan yang tersurat maupun yang tersirat telah dikemas apik oleh pemuda tersebut. Dari mulutnya sudah mulai keluar kata demi kata, sepatah kata dua kata dan analisis perkalimat dan anti tesis setiap paragrafnya. Pertanyaannya begitu ringan, namun itu hanya keluh kesahnya yang ia tumpahkan dari lamunannya di teras masjid.

Pemuda itu meningalkan masjid yang memberikan pencerahan hati. Kakinya melangkah pelan namun sangat pasti. Tubuhnya tegap seperti Bima yang membawa gada. Siap untuk jihad dijalan kemenangan demi Allah ia akan menjawab pertanyaanya sendiri.

Dunia telah masuk babak baru. Dejavu, sejarah tetap akan terulang kembali namun dengan versi yang berbeda. Layaknya sebuah drama yang mengikuti perkembangan zaman dengan relasi bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sejarah itu telah muncul di bilik-bilik pesantren dan pendidikan, syubhat iblis dan setan telah masuk ke dunia pesantren dan lorong-lorong pendidikan. Iblis memang tidak pandang bulu, baik itu seorang kiai, alim ulama ataupun orang dermawan, bahkan ilmuwan maupun para cendekiawan bahkan orang bodoh sekalipun.

Iblis memang tidak ingin mengakui kalau kita adalah sang pemimpin umat. Namun kenapa padahal Allah sudah jelas-jelas lebih mengetahui. Apa karena kesombonganya dan keangkuhannya iblis berani menentang Tuhan yang telah menciptakannya. Tidak, karena kemuliaan dan materilasime sempit telah sampai ke surga.

Iblis merasa sombang bahwa ia lebih baik dari manusia, karena ia tercipta dari api sedangkan manusia hanya tercipta dari tanah. Memang diakui jika api membakar tanah maka tanah akan menjadi batu yang mudah dihancurkan.

Inilah episode kekuasaan zaman jahiliah. Semoga guru dan yang telah mengajarkan aku satu ilmu tidak merasa angkuh dan takabur atas kelebihannya. Semoga juga guruku tahu, tidak hanya dia yang akan masuk surga, namun barang siapa mati dengan keadaan Islam dan beriman pasti Allah akan menerima di sisi-Nya.