Scroll untuk baca artikel
Opini

Taruhan Alphard, sampai Kapan?

Redaksi
×

Taruhan Alphard, sampai Kapan?

Sebarkan artikel ini

SETIAP orang bebas berpendapat. Tak bisa dihalangi karena itu bagian dari hak paling dasar yang diakui konstitusi. Siapapun berhak menganalisis suatu isu. Tetapi sampaikan pendapat yang subjektif itu dengan pisau analisis yang tajam dan kerendahan hati. Tidak emosional.

Editor legendaris The Guardian C.P. Scott pada 1921 pernah menyatakan,
“Comment is free…but facts are sacred.”

Rupanya prinsip ini tidak ada pada pemilik lembaga survei Cyrus Network Hasan Nasbi. Karena dengan kesombongan dan kecongkakannya, dia hari-hari ini terbelenggu oleh ucapannya sendiri.

Netizen masih ingat dan sulit dihapus jejak digitalnya ketika itu Hasan yang berapi-api dalam sebuah diskusi yang digelar Total Politik pada Kamis (23/6/2022), menyatakan Anies Rasyid Baswedan tidak mungkin dapat tiket capres kalau cawapres masih ada kemungkinan.

“Kalau (Anies) mau jadi capres berat, dari semua sisi, kalkulasi matematikanya sudah susah. Tapi kalau mau jadi cawapres masih terbuka. Boleh taruhan Alphard,” katanya seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Alasan yang menjadi rujukannya karena Anies bukan tokoh yang direstui Jokowi. Alasan yang banal dan absurd.

Ketika Anies tiba-tiba dicalonkan Partai Nasdem sebagai bakal capres, netizen beramai-ramai menyerang Hasan dan menagih janjinya. Namun dia masih bisa berdalih dengan alasan baru dicalonkan Nasdem dan belum memenuhi ambang batas pencalonan sesuai undang-undang, 20 persen.

Netizen hanya bisa bersabar dengan alibinya sang tukang survei. Namun, rupanya perkembangan politik di luar analisis Hasan. Secara mengejutkan dua partai pendukung Koalisi Perubahan, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera pun akhirnya mendukung Anies sebagai capres yang diusung untuk Pilpres 2024. Jumlah kursi di DPR sebagai landasan pencalonan sudah cukup bahkan lebih, yaitu sebanyak 163 kursi.

Netizen kembali menggeruduk berbagai platform media sosial milik Hasan dan Cyrus Network. Mereka menuntut Hasan menunaikan janjinya ‘memberi’ hadiah Toyota Alphard.

Publik tidak mempermasalahkan taruhan tersebut apakah miniatur Alphard, rongsokan Alphard atau kalau cukup duitnya mobil baru. Netizen bukan soal mobilnya tetapi ingin melihat janji atas kesombongan seseorang.

Publik hanya ingin menghukum ucapan Hasan. Publik ingin memberikan pelajaran kepada Hasan dan siapapun walaupun dibayar, misalnya, tidak sepantasnya menghilangkan akal sehat dalam berpikir dan berpendapat. Apalagi dalam politik itu hanya kepentinganlah yang utama. ‘Musuh’ atau rival pun bisa menjadi kawan. Ini dibuktikan sendiri oleh Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang masuk ke dalam kolam kekuasaan.

Rupanya, Hasan bukan tipe orang yang gampang menyerah dan hilang akal. Kendati Anies sudah mendapatkan tiket capres dari Koalisi Perubahan tetap saja belum mewujudkan janjinya.

Alasannya mengejutkan, Hasan berdalih janji taruhan hanya dengan Suny Tanuwidjaja. Suny adalah orang dekat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang kini merapat ke kubu Anies.

“Salaman Alphard Juni 2022 dengan ring satu Mas Anies. Berani dan gentle datang ke kantor buat salaman. Sementara ring dua sampai ring 10 itu cuma berani ngetwit-ngetwit saja. Kalau buat jajan aja masih datang ke kantor ring satu, ga usahlah sok-sok paten nantang-nantang begitu di time line saya. Hehe,” kata Hasan seperti dikutip dari Republika.

Kapan Suny segera dapat Alphard dari Hasan? Kita tunggu saja.

Menjaga ucapan memang jadi sangat penting terutama menjelang Pemilu 2024 ini.

Minimal tidak menjadi pemberitaan receh di media massa dan media sosial. Malu! [rif]