Khusus kelompok >5 miliar rupiah ternyata nilai totalnya telah mencapai 48,04% dari total DPK, atau hampir separuhnya. Laju kenaikan nominalnya juga relatif lebih cepat dari jumlah rekening, sehingga rerata meningkat. Namun lebih fluktuatif dibanding kelompok lainnya. Rerata pada Oktober 2014 sebesar Rp24,80 miliar, naik menjadi Rp26,82 miliar pada Oktober 2019, dan sebesar Rp29,28 miliar pada Oktober 2020.
Meski cenderung meningkat, nilai rerata cukuf fluktuatif. Bahkan dalam dua bulan terakhir, Oktober dan November, sedikit menurun.
Perlu diingat bahwa data jumlah rekening bukan jumlah orang atau pihak yang memilikinya. Satu pihak bisa memiliki beberapa rekening. Jenis rekeningnya pun beragam, antara lain berupa tabungan, giro dan deposito.
Data distribusi simpanan bank umum semacam ini antara lain berguna untuk mengukur risiko industri perbankan. Dalam hal bank secara individual, mereka memiliki data distribusi yang lebih rinci dan biasa dianalisis bagi keperluan manajemen.
Dapat dikatakan bahwa makin terkonsentrasi pada satu kelompok yang berjumlah sedikit pihak, maka risiko meningkat. Risiko berupa kemungkinan penarikan bernilai besar dalam waktu singkat. Biasa dikenal sebagai risiko DPK.
Dari ulasan di atas, distribusi DPK berdasar nominal selama beberapa tahun terakhir tampak makin terkonsentrasi. Kelompok > 1 miliar yang memiliki nilai simpanan sebesar 63,62% dari total DPK, hanya dimiliki oleh 0,18% dari total rekening. Meski tidak ada informasi resmi untuk publik, dapat diduga bahwa tiap pihak memiliki lebih dari satu rekening. Rata-ratanya diprakirakan lebih banyak dari kelompok ≤100 juta rupiah.
Umpama rerata satu pihak dari kelompok ini memiliki 6 rekening, maka nilai DPK itu hanya dimiliki oleh sekitar 100 ribu pihak. Bahkan, khusus kelompok >5 miliar yang menguasai 48,04% dari total DPK, hanya dimiliki oleh sekitar 18 ribu pihak.
Sayangnya, LPS tidak mempublikasi tentang distribusi DPK menurut kategori pemilik, seperti individu, perusahaan, lembaga, dan Pemerintah. Berdasar data 10 tahunan yang lalu, sekitar 56% rekening adalah rekening indivudu atau perorangan. Rekening pemerintah berporsi relatif kecil, dari sisi jumlah maupun nominalnya.
Data distribusi DPK ini sebenarnya dapat digunakan sebagai salah satu indikator pemerataan atau ketimpangan ekonomi. Sifatnya sebagai data distribusi kekayaan. Contoh data distribusi kekayaan yang terkenal adalah yang dihitung dan dipublikasi oleh Credit Suisse, dengan cakupan jenis kekayaan yang lebih banyak. Dikenal pula indikator berdasar distribusi nilai pengeluaran, seperti Gini Rasio, Indeks Theil, Indeks-L, dan lain-lain. Dan ada pula indikator ketimpangan berdasar data pendapatan.