Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Utang Luar Negeri Dilaporkan Semakin Menumpuk

Redaksi
×

Utang Luar Negeri Dilaporkan Semakin Menumpuk

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir November 2020 mencapai US$416,6 miliar, meningkat 3,87% dibanding setahun lalu (yoy). Data itu disajikan oleh Bank Indonesia dalam laporan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) edisi Januari 2021 yang dirilis Jumat lalu (15/01/2021).

ULN tersebut merupakan utang Pemerintah, Bank Indonesia dan swasta. ULN Pemerintah sebesar US$203,70 miliar, meningkat 2,55% (yoy). ULN Bank Indonesia sebesar US$2,83 miliar, meningkat 3,91% (yoy). ULN swasta sebesar US$210,1 miliar, meningkat 5,19%. ULN swasta telah mencakup ULN BUMN sebesar US$57,64 miliar.

Sejak tahun 2007, posisi ULN selalu meningkat tiap tahun. Laju kenaikannya pada tahun 2020 terbilang lebih rendah dibanding sebelumnya.

Khusus ULN swasta, laju kenaikannya lebih berfluktuasi dari ULN Pemerintah dan BI. Pernah menurun pada tahun 2016. Namun, dilihat dalam kurun waktu 15 tahun sejak 2007, kenaikannya lebih pesat. Akibatnya, posisi ULN swasta saat ini telah melampaui ULN Pemerintah.

Kenaikan ULN swasta tersebut terutama disumbang oleh kenaikan ULN BUMN. Porsi BUMN pada November 2020 mencapai 27,44% dari total swasta. Porsinya masih sebesar 18,77% pada akhir tahun 2014. Bahkan, baru sebesar 6,51% pada tahun 2007.

Dalam hal kenaikan ULN Pemerintah pada November 2020, menurut Bank Indonesia disebabkan peningkatan penarikan neto ULN Pemerintah. Selain itu, penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai ULN berdenominasi Rupiah.

Bank Indonesia menjelaskannya sebagai dipengaruhi oleh kepercayaan investor yang terjaga. Hal itu mendorong aliran masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN), serta penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Bank Indonesia juga mengatakan struktur ULN Indonesia tetap sehat, dan didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Antara lain tercermin dari porsi ULN berjangka panjang yang mencapai 89,3% dari total ULN.

Meskipun demikian, rilis Bank Indonesia sebenarnya menyebut rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir November 2020 mencapai 39,1%. Meningkat dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 38,8%. Jauh lebih tinggi dari rasio akhir tahun 2019 yang hanya 36,05%.

Jika rasio ULN atas PDB ini tetap bertahan pada akhir Desember 2020, maka akan merupakan rasio tertinggi selama belasan tahun terakhir. Hal demikian bisa dianggap mencerminkan terjadinya peningkatan risiko. []


Kontributor: Rachmawati
Editor: Ananta Damarjati