Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Fokus

Adakah yang Bisa Diharapkan dari Bukit Algoritma?

:: Redaksi Barisan.co
24 April 2021
dalam Fokus
Adakah yang Bisa Diharapkan dari Bukit Algoritma?

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Apakah membangun Silicon Valley layaknya di Amerika bisa dicapai dengan cara mengucurkan dana Rp18 triliun ke sebuah bukit kusam penuh alang-alang seluas 838 hektar yang terletak di Kadipaten Sukabumi? Budiman Sudjatmiko dan kawan-kawan percaya demikian.

Pada mulanya, bukit kusam itu bernama Cikidang Resort. Ini adalah sebuah destinasi wisata yang tidak laku lantaran minim infrastruktur penghubung, dan kondisi itu kian parah semenjak Covid-19.

Tidak banyak orang datang ke bukit yang telah beberapa kali salin rupa itu—dahulunya area ini pernah jadi kebun sawit, kebun karet, dan kebun teh.

Tiba-tiba datanglah gagasan tersebut, gagasan untuk menjadikan Cikidang Resort sebagai tempat berkumpulnya para inovator, teknokrat, periset, hingga investor di bidang teknologi.

BACAJUGA

Hari Anti-Hukuman Mati

Makin Banyak Negara yang Hapus Hukuman Mati

9 Oktober 2022
Suud Rusli Terpidana Mati

Suud Rusli Menanti Hukuman Mati

9 Oktober 2022

Namun gagasan itu datang diiringi keraguan. Banyak orang langsung menepis, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil salah satunya. Ia mengatakan, setengah mengingatkan, bahwa Lembah Silikon di negeri Abang Sam bisa berkembang sebab punya faktor-faktor pendukung, yakni periset, industri pendukung inovasi, dan institusi finansial.

“Kalau tiga poin itu tadi tidak hadir dalam satu titik, yang namanya Lembah Silikon hanyalah gimmick,” kata Ridwan Kamil.

Selain itu, fakta bahwa Lembah Silikon di Amerika tidak dimulai dari kucuran dana gigantis dan angan-angan ngablu pemerintah juga terlalu penting untuk dilewatkan. Area berdiamnya raksasa teknologi seperti Facebook, Apple, eBay, Adobe Systems, dan Hewlett-Packard ini punya sejarah panjang yang dimulai dari para penghobi teknologi.

Seperti dicatat dalam laporan Tirto, Lembah Silikon berawal dari anak-anak muda di Palo Alto pada 1920-an yang menjadi penghobi radio amatir. Mereka, pada mulanya, memanfaatkan hobinya untuk mengatur masuk-keluarnya kapal pengangkut barang di daerah yang disebut Bay Area, yakni San Fransisco dan Oakland.

Masuk pada zaman Perang Dunia, hobi mereka dimanfaatkan oleh pemerintah untuk membangun sistem pertahanan negara di Pantai Barat Amerika. Pada akhirnya, selepas perang, para penghobi ini bersimbiosis dengan kapitalis ventura dan pelahan-lahan Silikon Valley berubah sebagaimana kita kenal sekarang.

Yang ingin disampaikan adalah, Lembah Silikon tidak muncul dari ruang kedap. Ia tumbuh organik dalam rentang nyaris 100 tahun, mulai dari kumpulan penghobi, lalu menjadi firma kecil-kecilan, lalu menjadi raksasa teknologi.

Tapi tampaknya hal-hal semacam itu tidak terlalu diperhatikan oleh pemerintah kita. Sejarah barangkali bukan pertimbangan penting: Investasi yang penting.

Budiman Sudjatmiko, pemrakarsa proyek besar ini, mendaku sudah kantongi banyak komitmen investasi. Ia menyebut ada pemodal dari Kanada untuk membangun infrastruktur jangkar di Bukit Algoritma seperti jalan masuk, pembangkit listrik, gedung konvensi, dan lain-lain.

Selain itu, Budiman juga menyebut sudah ada investor dari Prancis dan Timur-Tengah yang siap menambah nilai investasi kalau-kalau ada kebutuhan pengembangan kawasan tambahan.

Bisa dikata Bukit Algoritma benar-benar mengandalkan investasi. Semua memang butuh modal. Namun, kalau kita mempelajari unsur-unsur yang membentuk modal, tidak heran kalau kita sampai pada kesimpulan bahwa investasi benar-benar mudah berubah.

Investasi adalah mantra ajaib pembius massa. Sayangnya, investasi sulit diramalkan lantaran bergantung pada faktor-faktor yang tidak stabil, semisal ekspektasi keberhasilan atau kegagalan suatu rencana. Maka menjadi penting untuk ditanyakan, apakah ada yang bisa menjamin ekspektasi para bule Kanada dan syekh Arab itu tidak berubah tentang Bukit Algoritma?

Inilah mengapa Bukit Algoritma di Sukabumi tampak lebih mirip seperti indeterminate future, masa depan yang tidak jelas juntrungnya. Padahal, daripada begitu, akan lebih bernilai jika misalnya tenaga bangsa ini dipakai untuk menyelesaikan masalah-masalah absolute present, hari ini dan sekarang.

Indonesia masih punya banyak persoalan terkait inovasi yang tidak bisa selesai dengan hanya membangun infrastruktur. Kualitas riset kita memprihatinkan. Dalam soal anggaran, semisal, pemerintah hanya mengalokasi Rp9,9 triliun untuk kepentingan riset. Itu setara 0,36 persen dari total APBN tahun 2020. Dan jauh lebih kecil dibanding anggaran riset negara lain di ASEAN.

Dukungan yang kecil itu berdampak pada tipologi riset kita. Dilihat dari data Indeks Inovasi Global 2020, Indonesia hanya berada di peringkat 85 dari 131 negara. Dalam lingkup ASEAN, Asia Timur, plus Oseania, data itu menempatkan Indonesia di urutan 14 dari 17 negara.

Tapi bukan hanya anggaran kita yang lemah: kebutuhan kita juga lemah. Dalam satu pernyataan yang pernah dikeluarkan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro, dikatakan bahwa riset Indonesia belum memiliki backward linkage dengan industri dan pihak swasta.

Dengan kata lain, belum ada proporsi sektor swasta atau bisnis yang ideal dalam upaya meningkatkan riset dan pengembangan. Sebesar 80 persen biaya riset (yang kecil tadi) masih disusui APBN. Sisanya dibiayai swasta. “Ini yang membuat riset tidak akan maju. Karena riset tidak didorong oleh suatu kebutuhan yang riil,” kata Bambang Brodjonegoro.

Jadi, pada akhirnya, sulit untuk mengharapkan apa-apa pada Bukit Algoritma. []

———-

Indeks Laporan:

  1. Sisi Buram Lembah Silikon di Negeri Abang Sam
  2. Adakah yang Bisa Diharapkan dari Bukit Algoritma?
  3. Dampak Peleburan Kemendikbud–Ristek Terhadap Riset

Penulis: Ananta Damarjati

Topik: Bukit AlgoritmaFokusPolemik Riset IndonesiaSilicon Valley
Redaksi Barisan.co

Redaksi Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Hari Anti-Hukuman Mati
Fokus

Makin Banyak Negara yang Hapus Hukuman Mati

9 Oktober 2022
Suud Rusli Terpidana Mati
Fokus

Suud Rusli Menanti Hukuman Mati

9 Oktober 2022
Anti Hukuman Mati
Fokus

Milenial Memandang Hukuman Mati

9 Oktober 2022
Membangun Ketersambungan & Rasa Memiliki dari Pekerja JIS yang Jadi Youtuber
Fokus

Membangun Ketersambungan & Rasa Memiliki dari Pekerja JIS yang Jadi Youtuber

15 Desember 2021
Berkah Jakarta International Stadium bagi Warga Kampung Bayam
Fokus

Berkah Jakarta International Stadium bagi Warga Kampung Bayam

15 Desember 2021
Jakarta Tourism Forum: Ada Banyak Sebab Kita Patut Membanggakan Stadion JIS
Fokus

Jakarta Tourism Forum: Ada Banyak Sebab Kita Patut Membanggakan Stadion JIS

15 Desember 2021
Lainnya
Selanjutnya
Sisi Buram Lembah Silikon di Negeri Abang Sam

Sisi Buram Lembah Silikon di Negeri Abang Sam

Pembentukan Kementerian Baru Isyaratkan Buruknya Perencanaan Pemerintah

Pembentukan Kementerian Baru Isyaratkan Buruknya Perencanaan Pemerintah

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Penculikan Anak

Darurat Penculikan Anak, Ortu Wajib Lakukan ini Sebagai Antisipasi

4 Februari 2023
Hari Kanker Sedunia

4 Februari Hari Kanker Sedunia, Kemenkes Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini

4 Februari 2023
analisa youtube shorts

Benarkah YouTube Short Bisa Menghasilkan Uang? Inilah Analisa Kebenarannya

3 Februari 2023
Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

3 Februari 2023
website foto gratis

7 Rekomendasi Website Foto Gratis, No Copyright untuk Konten dan Desain

3 Februari 2023
rhoma irama air putih

Rutin Minum Air Putih Hangat, Rhoma Irama Berhasil Diet

3 Februari 2023
kanti w janis

Tadaburan Novel Karya Kanti W Janis

3 Februari 2023

SOROTAN

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut
Opini

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

:: Yayat R Cipasang
3 Februari 2023

BANJIR Jakarta tidak sekadar bencana alam tetapi juga sudah sangat politis. Banjir dan cara penanganannya menjadi alat kampanye, glorifikasi atau...

Selengkapnya
Perlindungan PRT

Rentan Alami Kekerasan, Perlindungan Terhadap PRT Perlu Perhatian Serius

2 Februari 2023
Pakar Hukum: Ditolaknya UAS, Privilege Singapura

Berkongsi Kita Pecah

1 Februari 2023
Taruhan Alphard, sampai Kapan?

Taruhan Alphard, sampai Kapan?

1 Februari 2023
Pemilu Serentak Tahun 2024

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

1 Februari 2023
Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

31 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang