Scroll untuk baca artikel
Opini

Anies dan Teladan Pangeran Diponegoro

Redaksi
×

Anies dan Teladan Pangeran Diponegoro

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Dalam sebuah video akun YouTube Anies Baswedan. Anies duduk di sebuah pendopo kayu sambil bermonolog tentang ketimpangan.

Gubernur DKI Jakarta ini membicarakan kondisi di Kepulauan Seribu, meski secara geografis letaknya jauh dari titik pusat kota. Namun, lewat beragam upaya menjadikannya terasa dekat.

Selain itu, Anies memberi pesan kepada seluruh penduduk di Indonesia bahwa ketimpangan di Jakarta bisa diatasi. Begitu pula dengan daerah lain di Indonesia.

“Kalau kita membicarakan Kepulauan Seribu bukan semata-mata menangani Jakarta. Ini membawa pesan optimis pesan positif bagi seluruh Indonesia,” kata Anies.

Lukisan Diponegoro

Pada tayangan video tersebut, penonton bayak yang salah fokus akan keberadaan lukisan Pangeran Diponegoro di dinding pendopo. Lukisan tersebut tampak menonjol saat kamera menyorot dari sisi kiri Anies.

Sejarah mencatat, Pangeran Diponegoro atau Pangeran Harya Dipanegara ini telah berjibaku memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa pada periode 1825-1830 melawan Hindia Belanda.

Menurut Vira Maulisa Dewi dalam jurnal Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa 1825-1830 (2020), semakin tertindasnya rakyat dan kehormatan tradisi Jawa yang semakin hilang memperteguh keputusan Pangeran Dipenegoro untuk merebut kembali Pulau Jawa.

Meneladani Diponegoro

Pangeran Diponegoro dikenal sebagai seorang pemimpin yang bisa dijadikan teladan. Jika kepemimpinannya terlihat ketika Ia mewarisi Tegalrejo sepeninggal Ratu Agung (isteri Sultan Hamengku Buwana I yang mengasuhnya).

Pangeran Diponegoro dikenal sebagai sosok pahlawan yang berani. Selain berani melawan Belanda, Pangeran Diponegoro juga berani membela kebenaran.

Dalam beberapa naskah bahkan disebutkan bahwa Pangeran Diponegoro tidak segan beradu fisik dengan orang-orang yang membela Belanda, menyalahi kebenaran, bersikap rakus dan culas, juga menganggu kepentingan rakyat jelata.

Pangeran Diponegoro juga dikenal sebagai tokoh yang jujur. Sedari masih remaja, ia seringkali membantu ayahnya untuk memilih pejabat Keraton yang jujur.

Diponegoro juga dapat mengelola daerahnya dengan jujur tanpa mengambil harta yang bukan haknya. Pangeran Diponegoro juga dikenal sangat membenci pejabat yang korupsi, culas, juga hedonis.

Melalui lukisan Diponegoro yang terpasang di dinding pendopo itu. Sepertinya Anies ingin menghidupkan kembali karakter dan kearifan Diponegoro yang patut dicontoh.

Mengutip Historia, Anies pernah mengungkap bagaimana ia begitu memerhatikan sosok Pangeran Diponegoro. Menurutnya, sosok Panggeran Diponegoro merupakan orang yang bisa melancarkan pergolakan melawan Belanda sampai Belanda bangkrut.

Gara-gara Diponegoro muncul sistem tanam paksa. Akibat tanam paksa muncul politik etis. Akibat politik etis orang-orang pribumi pada sekolah. Akibat sekolah, terjadilah Kemerdekaan. Diponegoro adalah tokoh kolaborasi kemerdekaan.

“Jadi, Diponegoro itu hulunya kemerdekaan bangsa kita. Dia membawa efek sangat luar biasa dalam perjalanan bangsa kita. Yang menarik, dia bisa mengajak banyak orang terlibat, meskipun mereka bukan prajurit Sultan.” pungkas Anies. [rif]