BARISAN.CO – Sampah masih saja menjadi problematika. Walaupun dampak dari ketidakpedulian sampah selalu dirasakan masyarakat sendiri, seperti banjir maupun bencana alam lainnya.
Akan tetapi, masyarakat masih saja banyak yang belum sadar akan bahaya yang mengancam tersebut. Padahal efek bahayanya pasti dirasakan secara berlanjut. Cepat atau lambat.
Beradasarkan sumber website kementrian lingkungan hidup http://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/, sampah di Indonesia setiap tahunnya menghasilkan timbulan sebesar 28 juta ton. Angka tersebut akan menjadi sangat mengkhawatirkan apabila dalam tata kelolanya tidak dilakukan secara proporsional.
Fakta lain mengenai sampah, 32 persen dari total sampah adalah jenis sampah rumahan. Persentase tertinggi dari jenis sampah-sampah lainnya. Sehingga dalam penangannya sangatlah penting masyarakat untuk dilibatkan.
Lemahnya pendidikan masyarakat terkait sampah, membuat porsi sampah yang tidak dikelola dengan baik semakin meningkat. Hal inilah yang menjadikan sumber dari bencana alam seperti banjir dan penyakit. Apabila hal tersebut dibiarkan terus menerus maka sangat mungkin bencana alam akibat tumpukan sampah tak terhelakan.
Bukankah sebenarnya sampah apabila dikelola dengan baik akan menghasilkan pundi-pundi yang menjanjikan? Kurangnya pengetahuan dan kurangnya pihak yang turun tangan atas pengentasan sampah secara riil membuat masyarakat semakin tidak berpengalaman dalam mengelola sampah tepat guna.
Yang mengkhawatirkan lagi demografi tumpukan sampah semakin ke sini semakin menggunung akibat over-nya sampah rumahan seperti plastik, metan, besi, sisa minyak goreng, dan lain sebagainya.
Menimbang berbagai realitas tentang sampah yang semakin mengkhawatirkan dimasyarakat, dan padahal bisa menjadi sumber finansial, PT Bank DKI mengedukasi masyarakat dan mengajak untuk bersama-sama peduli sampah dengan gebrakan program Jakone ARTRI.
Jakone ARTRI memiliki falsafah pengelolaan sampah yaitu 3R (reuse, reduce, dan recycle) yakni program pengelolaan sampah yang berkolaborasi dengan masyarakat.
Tak hanya menjaga lingkungan dari ancaman sampah, program tersebut juga memberikan manfaat finansial bagi masyarakat atau komunitas yang terhimpun.
Secara teknisnya sangat praktis, yang pertama unduh aplikasi Jakone ARTRI di playstore. Selanjutnya ajak tetangga ataupun komunitas untuk turut bergabung dan mendaftarkan secara kolektif. Lalu kumpulkan sampah.
Sampah tersebut nantinya dijual kepada pihak ke dua atau disebut sebagai unit bank sampah yang terdapat di beberapa titik. Keuntungan penjualan sampah akan terkreditkan masuk di aplikasi Jakone ARTRI secara langsung.
Dalam proses pengelolaan sampah tersebut, PT Bank DKI bekerjasama dengan PT Mountrash dalam pengelolaan sampah yang terkumpul dari komunitas-komunitas Jakone ARTRI.
Dari barang yang tidak berguna hingga menjadi sampah, ternyata bisa menjadi nilai tepat guna dan menghasilkan pundi-pundi secara praktis. Maka gebrakan ini menjadi salah satu gerakan yang sangat tepat jika masyarakat DKI Jakarta bersama-sama menghidupkannya.
Apalagi PT Bank DKI Jakarta merupakan bank daerahnya warga Jakarta, yang menjadi penghasil sampah terbesar di Indonesia dan dilanda banjir hampir setiap tahunnya. []
Penulis: Beta Wijaya