Khazanah

Lirik Ibadallah Rijalallah Manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani

Lukni Maulana
×

Lirik Ibadallah Rijalallah Manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani

Sebarkan artikel ini
Lirik Bacaan Ibadallah Rijalallah
Bacaan Ibadallah Rijalallah/Foto: Barisan.co

BARISAN.CO – Ibadallah rijalallah merupakan qasidah dalam syair manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani. Syekh Abdul Qadir Jailani merupakan pendiri tarekat qadiriyah, dilahirkan sekitar tahun 470/471 H atau 1077 M di daerah Jailani atau Kailan.

Ayah Syekh Abdul Qadir Jailani bernama Abu Salih Musa al-Hasani memiliki garis keturunan dari Ali bin Abi Thalib melalui jalur putra sulungnya Hasan. Sedangkan ibunya bernama Ummul Khair Fathimah, melalui garis ibunya juga keturunan dari Ali bin Abi Thalib melalui jalur Husain.

Syekh Abdul Qadir Jailani menyampaikan pentingnya ajaran sufi atau tasawuf melalui konsep tasawuf amali. Konsep tasawuf amali tertuang dalam karya kitabnya Sirr Al-Asrar yang memberikan penjelasan bagi pesalik atau sufi untuk menjalankan kewajiban seperti salat, puasa, sakat, dan haji. Karya kitab Sir Al-Asrar menjadi jembatan konsep ajaran tasawufnya dengan karya lainnya yakni kitab Ghunyat Ath-Thalibin dan Futuhul Ghaib.

Seiring waktu qasidah ibadallah rijalallah bukan sekadar menjadi zikir namun juga dilantunkan dengan beragam aransemen musik. Hal ini tidak dapat lepas seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Manusia mulai kembali ke ajaran esoteris yakni tasawuf karena abad modern telah memunculkan bentuk penyakit-penyakit jiwa. Era modern mulai memunculkan individu yang individualis, materialistis. Sehinga spiritualitas pada diri manusia mulai kering, sebagaimana kata Tomah Hobbes “Homo Homini Lupus Bellum Omnium Conta Omnes”  artinya manusia menjadi srigala untuk manusia lainnya, berperang antasa satu dengan lainnya.

Lirik Ibadallah Rijalallah

Lirik ibadallah rijalallah menjadi salah satu untuk mengisi kekosongan spiritualitas manusia. Berikut ini lirik ibadallah rijalallah dilengkapi teks arab, latin dan terjemah, berikut ini lirik dikutip dari dutaislam.com:

عِبــَادَ اللهِ رِجَــالَ اللهِ – أَغِيْثُـنَـا لِأَجْـلِ اللهِ

Ibadallah iijalallah aghitsuna li ajlillah, Li Ajlillah

(Wahai Hamba hamba Allah, Wahai wali-wali Allah. Tolonglah kami karena Allah)

وَكُـونُـواأَوْلَـنــــَا لِلّهِ – عَـسـَى نَخْـــطَى بِـفَضْـــــلِ للهِ

Wakuunu aulaana lillaah asaa aakhtoo aifadhlillah

(Bantulah kami karena Allah, Semoga tercapai hajat kami karena anugerah Allah)

وَيَـاأَقْـــطَابُ وَيـَاأ نْجَـــاب – وَيَـاسَادَ اتُ ويَـاأَحْبَــابُ

Wa yaa aqthoob wa yaa anjab wa yaa saadat wayaa ahbab, waya ahbaab

(Wahai para wali qutub, wahai para wali yang dermawan, wahai para sayyid dan habaib [keturunan Rasulullah Saw])

وَأَنْــتُمْ يـــَاأُلِى اْلأَ لْبَـــــاب – تَـعَـالَـوْوَانـْصُـــرُوْا لِلّهِ

Wa antum yaa ulil albab ta’aa lau wan surru lillah

(Wahai para wali yang memiliki akal sempurna, engkau adalah penolong, penyantun, datanglah kemari, tolonglah karena Allah)

سَـــأَ لْنَــــاكُــمْ سَـأَلْنَـــاُكْــم – وَلِلـزُّلــْفَ رَجَوْنَكُـمْ

Sa-alnakum sa-alnakum wali zulfaa rojaunakum, rojaunakum

(Dengan perantaraan engkau kami memohon, dengan perantaraan engkau kami memohon dengan mengharapkan doamu kami dekat dengan Allah)

وَفِيْ أَمْـرٍقَـصَــدْ نَـاكُــمْ – فَـشـُــدُّوْا عَـزْمـَــكُــمْ لِلّهِ

Wa fii amrin qoshadnaakum faa syudduuu ‘azmakum lillah

(Dengan maksud perantaraan engkau, untuk tercapai urusan kami, karenanya kokohkanlah tujuan kami karena Allah).