Barisan.co
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini Ekonomi

Mendesain Moral Ekonomi Baru untuk Cegah Pandemi Berikutnya

:: Ananta Damarjati
23 Januari 2021
dalam Ekonomi
Mendesain Moral Ekonomi Baru untuk Cegah Pandemi Berikutnya

Warga antre menggunakan KRL Commuter Line di Stasiun Bogor, Senin (15/6/2020). Ilustrasi: KOMPAS.COM/Kristianto Purnomo.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Bank Dunia merilis laporan teranyar berjudul ”Global Economic Prospect” Januari ini. Diprediksi, setelah carut-marut yang menyebabkan kontraksi 4,3 persen di tahun 2020, ekonomi dunia akan bergerak ke sumbu positif sekitar 5,3 persen di tahun 2021.

Namun masih ada catatan kaki. Betapapun dikerangkai dengan optimisme, laporan itu menyebut segalanya masih dapat terjadi, tergantung penanganan COVID-19 negara-negara dunia, serta efektivitas vaksin yang sudah mulai digunakan.

Dengan asumsi demikian, jelas ketidakpastian masih akan berlanjut di 2021. Bedanya, tahun ini dunia telah memiliki modal yang kondusif untuk mencegah krisis semakin parah.

Menarik mencermati sejumlah analisis yang mengemuka. Pengalaman tahun lalu agaknya telah dipandang sebagai cermin utama untuk menyusun model ekonomi baru. Dalam konteks lebih jauh, sejumlah kalangan bahkan menyerukan pentingnya melakukan perubahan mendasar, yang memungkinkan sebuah ekonomi lebih tangguh menghadapi krisis maupun pandemi di masa berikutnya.

BACAJUGA

OJK Gandeng Perbanas Institute Gelar Konferensi Terkait Ekonomi Berkelanjutan dan Inklusifitas

OJK Gandeng Perbanas Institute Gelar Konferensi Terkait Ekonomi Berkelanjutan dan Inklusifitas

31 Agustus 2023
Perusahaan Greenwashing jadi Sponsor, Greta Thunberg Batal Tampil di Festival Buku Internasional Edinburgh

Perusahaan Greenwashing jadi Sponsor, Greta Thunberg Batal Tampil di Festival Buku Internasional Edinburgh

5 Agustus 2023

Dalam pada itu, Ketua Center for Islamic Studies in Finance Economics and Development (CISFED) Farouk Abdullah Alwyni, menyebut perlunya mengubah fokus investasi pada beberapa sektor, dengan memanfaatkan pendekatan ekonomi berkelanjutan, seperti ESG Investing (Environmental, Social, and Corporate Governance Investing).

“ESG Investing bisa menjadi salah satu kontributor untuk menciptakan model produksi yang lebih kondusif bagi kemanusiaan dan lingkungan sekitarnya, yang tentunya akan berkontribusi meminimalisir potensi kemunculan pandemi berikutnya,” kata Farouk Alwyni saat dihubungi Barisanco, Kamis (21/1/2020).

Tantangan

Berdasarkan laporan McKinsey 2019, ESG Investing telah mengalami lonjakan drastis, mencapai US$30 triliun, atau meningkat 10 kali lipat sejak 2004. Di AS saja, diperkirakan 26% dari total aset AS telah dikelola menggunakan pendekatan ini.

Selain di AS, negara maju lainnya seperti Australia juga mulai banyak mengadopsi ESG Investing. “Ambil contoh AustralianSuper, pengelola investasi pensiun terbesar di Australia, yang menerapkan standar ESG ketat sebagai pertimbangan. Dana yang mereka kelola tidak akan diinvestasikan pada perusahaan yang dianggap bermasalah di soal-soal seperti hak asasi manusia, ketenagakerjaan, lingkungan, dan tata kelola.” Kata Farouk.

Namun menurut Farouk Alwyni, masih banyak tantangan untuk menerapkan ESG Investing di negara berkembang termasuk Indonesia. Terutama soal kesadaran pelaku bisnisnya, yang belum begitu bisa melihat gambar besar dari dampak kelakuan bisnis yang tidak bertanggung jawab secara sosial.

“Negara berkembang masih minim ‘awareness’ dibandingkan negara-negara maju. Di negara majupun sebetulnya pendekatan ESG juga masih berproses. Tetapi posisinya telah lebih dominan mengingat banyak korporasi, indeks-indeks saham internasional, dan dana-dana pensiun yang mulai mengadopsi ESG Investing.” Kata Farouk.

Sebetulnya, imbuh Farouk, pemerintah dapat memainkan perannya. Jika kesadaran pemerintah sudah besar untuk menciptakan lingkungan bisnis yang berorientasi ESG (bisa melalui penciptaan regulasi yang memihak ataupun insentif fiskal), maka implikasinya akan sangat signifikan.

“Bisnis yang tadinya tidak mempunyai kesadaran, otomatis akan terbuka kesadarannya karena ada direct benefits untuk mereka jika menerapkan praktik ESG investing.”

Moralitas Baru

ESG Investing agaknya patut dipertimbangkan sebagai moralitas baru dalam menjalankan sebuah ekonomi. Atas perhatiannya yang besar pada lingkungan, praktik ekonomi berkelanjutan demikian dinilai lebih tangguh jika dihadapkan pada krisis ataupun pandemi, dibanding pengelolaan ekonomi kapitalistik yang sekarang menjadi arusutama.

Lebih dari itu, Farouk Alwyni menyebut ESG Investing lebih menguntungkan bagi masyarakat banyak. Sekurang-kurangnya, jika pemerintah menghendaki, “Pendekatan berbasis ekonomi berkelanjutan ini punya kemampuan untuk mengoreksi praktik kotor korporasi besar yang dimiliki pebisnis bermental ‘kapitalis primitif’,” Katanya.

Tentu akan menjadi kebutuhan penting untuk menciptakan pemerintahan yang benar-benar berkomitmen dalam hal ini.

Apalagi, melihat dunia dalam dua dekade terakhir, tampak bahwa ekonomi arusutama memang tidak pernah ramah lingkungan. Justru sebaliknya, pola ekonomi kapitalistik telah banyak menyederhanakan kompleksitas menjadi angka-angka kering, dan dengan itu, menggencarkan pasar dengan mengabaikan kepentingan manusia, sosial, dan lingkungan dan alam.

Bahkan, dorongan ekonomi kapitalistik—sebagaimana telah banyak disebut—telah memicu bermunculannya zoonosis seperti HIV, flu babi, SARS, zika, dan ebola.

COVID-19, yang muncul belakangan, pun punya kemiripan dengan zoonosis pendahulunya: ia muncul akibat kecacatan inheren di dalam model produksi, di mana, atas nama profit, telah sedemikian mendekatkan manusia pada binatang-binatang liar yang semestinya berjarak. Pada gilirannya, binatang itu memindahkan patogen berbahaya di tubuhnya ke dalam tubuh manusia.

WHO membenarkan ini: diperkirakan 61 persen dari semua penyakit menular manusia berasal dari zoonosis, sedangkan 75 persen penyakit menular baru yang ditemukan dalam dekade terakhir adalah zoonosis.

Maka, di titik inilah tampak pentingnya menjadikan keberlanjutan sebagai pertimbangan utama pemerintah. Setidak-tidaknya, dalam Pasal 33 Ayat (4) UUD 1945 disebut, “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi-berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.”

Disebutkannya prinsip berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dalam pasal itu tentu menarik disimak. Dapat diartikan, bahwa UUD 1945 mengamanatkan agar pemerintah mempunyai komitmen terhadap soalan tersebut. [Dmr]

Topik: Ekonomi BerkelanjutanESG InvestingFarouk Abdullah Alwyni
Bagikan1Tweet1Send
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

Cara Gen Z Merencanakan Kepemilikan Rumah: Lebih Memilih Sewa daripada Berhutang KPR
Ekonomi

Cara Gen Z Merencanakan Kepemilikan Rumah: Lebih Memilih Sewa daripada Berhutang KPR

23 September 2023
AdaKami
Ekonomi

‘Kami Akan Tindak Tegas Jika Terbukti Ada Pelanggaran’, Respons OJK Setelah Viral Kasus Pinjol AdaKami

22 September 2023
Ingin Meningkatkan Penjualan? Berusahalah Fast Response
Ekonomi

Masyarakat Indonesia Gemar Belanja di Tanggal Kembar, Ini Datanya

21 September 2023
Yuk, Intip Data Cara Konsumen E-Commerce Bandingkan Harga dan Waktu Teramai Belanja Online
Ekonomi

Yuk, Intip Data Cara Konsumen E-Commerce Bandingkan Harga dan Waktu Teramai Belanja Online

19 September 2023
Bursa Karbon
Ekonomi

Bursa Karbon Dimulai 26 September, Bagaimana Aturan Mainnya?

19 September 2023
HET
Ekonomi

Beras Mahal di Seluruh Wilayah, HET Tak Efektif Turunkan Harga

19 September 2023
Lainnya
Selanjutnya
Putus Asa

3 Langkah Mengatasi Rasa Putus Asa

Letusan gunung berapi

Dampak Lava Letusan Gunung Merapi Bagi Lingkungan Hidup

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Viral Perundungan di Sekolah, 72%  Mengaku Pernah Mengalami, Ini Datanya
Terkini

Viral Perundungan di Sekolah, 72%  Mengaku Pernah Mengalami, Ini Datanya

:: Beta Wijaya
30 September 2023

BARISAN.CO - Viral insiden perundungan di lingkungan sekolah terjadi lagi, hal itu semakin menjadi sorotan di media sosial dan arus...

Selengkapnya
Majelis Sholawat An-Nahdhiyyah Indonesia

Doakan Kemenangan Anies-Cak Imin, Majelis Sholawat An-Nahdhiyyah Rutin Gelar Istigosah

30 September 2023
VAR: Inovasi yang Membantu Wasit Mengambil Keputusan

VAR: Inovasi yang Membantu Wasit Mengambil Keputusan

30 September 2023
Kejayaan Kelapa Berakhir, Mangrove Telanjur Rusak

Kejayaan Kelapa Berakhir, Mangrove Telanjur Rusak

30 September 2023
Melalui Video Call, Anies Minta Relawan Manies di Ambon Jaga Kesolidan dan Kesantunan

Melalui Video Call, Anies Minta Relawan Manies di Ambon Jaga Kesolidan dan Kesantunan

30 September 2023
Promosi Pinjam Perangkat IQOS 14 Hari Dikhawatirkan Meningkatkan Jumlah Perokok Anak

Promosi Pinjam Perangkat IQOS 14 Hari Dikhawatirkan Meningkatkan Jumlah Perokok Anak

30 September 2023
Bakorsi Kecamatan gatak

Tim Kecamatan Gatak Akan Dikukuhkan, Begini Pesan Ketua Bakorsi Sukoharjo

30 September 2023
Lainnya

SOROTAN

Makam Diponegoro
Opini

Perlukah Kita Memindah Makam Pangeran Diponegoro?

:: Ananta Damarjati
25 September 2023

Pengambilan keputusan terkait pemindahan makam seorang pahlawan harus melibatkan kajian yang mendalam. SULIT sekali membayangkan Indonesia tanpa makam Pangeran Diponegoro....

Selengkapnya
Perusahaan Koperasi

DIVVY: Keunggulan Sistem Perusahaan Koperasi

24 September 2023
Koalisi Perubahan vs Non Perubahan = Koalisi Kerakyatan vs Koalisi Kekuasaan

Koalisi Perubahan vs Non Perubahan = Koalisi Kerakyatan vs Koalisi Kekuasaan

22 September 2023
Apakah Keuntungan Itu

Apakah Keuntungan Itu?

21 September 2023
Oligarki yang Menagih Hutang

Masa Lalu, Masa Depan, dan Oligarki yang Menagih Hutang

21 September 2023
Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?

Prabowo dan Ganjar Menunggu Godot?

20 September 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang