Scroll untuk baca artikel
Fokus

Mengenal Jenis Vaksin Covid-19 yang akan Digunakan di Indonesia

Redaksi
×

Mengenal Jenis Vaksin Covid-19 yang akan Digunakan di Indonesia

Sebarkan artikel ini

Vaksin ini punya tingkat efikasi 62-90 persen, menurut laporan The New York Time.

3. Vaksin Sinopharm

Bernama resmi BBIBP-CorV, vaksin ini dikembangkan The Beijing Institute of Biological Products di salah satu perusahaan milik negara di Tiongkok, Sinopharm.

Vaksin Sinopharm memiliki beberapa kesamaan dengan CoronaVac besutan Sinovac. Salah satunya yaitu tipe vaksin yang merupakan inactive vaccine.

Hasil uji klinis yang diumumkan Sinopharm pada 30 Desember 2020 lalu, menyimpulkan bahwa vaksin ini memiliki efikasi 79,34 persen. Hal itu lantas diikuti keputusan pemerintah China mengizinkan penggunaan vaksin Sinopharm.

Namun, perusahaan tersebut belum mempublikasikan detail hasil uji klinis fase 3 vaksinnya.

Dari segi harga, vaksin tersebut ditaksir berkisar US$ 145dolar per dua dosis, atau sekitar Rp2,06 juta. Berbeda dengan CoronaVac tadi, pemerintah Indonesia akan membeli 65 juta dosis vaksin ini hingga akhir 2021.

4. Vaksin Moderna

Vaksin bernama resmi mRNA-1273 dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi yang berbasis di Boston, AS, yakni Moderna. Vaksin ini dikembangkan dengan mengambil bagian dari mikroorganisme. Bedanya, Mrna-1273 merupakan vaksin berbasis messenger RNA (mRNA).

Teknologi mRNA merupakan yang terbaru dan diklaim terdepan. Secara umum, vaksin berbasis mRNA mendorong sel-sel dalam tubuh untuk membentuk antibodi terhadap Covid-19.

Sel tubuh yang sudah menerima ‘perintah’ dari vaksin ini akan membentuk spike protein, sebuah bagian yang tidak berbahaya tetapi ada juga pada bagian luar virus COVID-19. Akibat sel-sel tubuh membentuk spike protein ini pada bagian permukaan sel, sistem imun tubuh akan membaca kondisi tersebut dan mulai memproduksi antibodi.

Dengan demikian, tubuh pengguna pada akhirnya akan mempelajari cara bertahan dari infeksi sejenis di masa mendatang. Dengan kata lain, vaksin berbasis mRNA seolah menipu sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi yang mumpuni untuk menangkal virus, bahkan sebelum terinfeksi.

Uji klinis fase 3 vaksin Moderna telah dimulai pada Juli 2020 dengan melibatkan 30 ribu relawan. Dengan tingkat efikasi mencapai 94,5 persen, vaksin Moderna telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada 18 Desember 2020.

Harga vaksin Moderna diperkirakan sekitar 25-37 dolar AS atau Rp354 ribu-Rp524 ribu per dosis. Vaksin Moderna perlu disuntikkan 2 dosis dengan interval 4 pekan. Vaksin ini bisa bertahan di suhu minus 20 derajat celcius selama 6 bulan.

5. Vaksin Pfizer

Dikenal dengan nama resmi Comirnaty (disebut juga Tozinameran atau BNT162b2), vaksin Covid-19 ini hasil kerja sama Pfizer (perusahaan farmasi AS) dan BioNTech (perusahaan bioteknologi Jerman).

Vaksin Pfizer dibuat dengan platform messenger RNA (mRNA), materi genetik yang dibaca sel tubuh manusia untuk membuat protein. Vaksin tersebut berisi instruksi genetik guna membangun protein virus corona, yang dikenal sebagai spike.

Usai disuntikkan, vaksin ini akan menyebabkan sel-sel membuat protein spike yang dilepaskan ke tubuh untuk menumbuhkan respons dari sistem kekebalan.

Uji Klinis 3 terhadap vaksin ini telah dilakukan dengan melibatkan 43.448 orang yang berusia 16 hingga lebih dari 55 tahun (45 persen berusia 56-85 tahun). Puluhan ribu relawan itu tersebar di AS, Jerman, Turki, Afrika Selatan, Brazil, dan Argentina.

Mengutip laporan Coronavirus Vaccine Tracker The New York Time, hasil uji klinis 3 menunjukkan bahwa vaksin Pfizer memiliki tingkat efikasi mencapai 95 persen. Untuk mencapai tingkat efikasi itu, vaksin Pfizer harus disuntikkan 2 kali dengan interval 3 pekan.