Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Ekonopedia

Mengenal Produk Domestik Bruto [Bagian Tiga]

:: Redaksi
19 Juli 2020
dalam Ekonopedia
pdb3

Produk Domestik Bruto/Foto: barisan.co [Bondan PS]

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Barisan.co – Tujuan utama menghitung Produk Domestik Bruto (PDB) adalah meringkas kinerja perekonomian dalam ukuran sederhana, yaitu uang. Namun jika hanya membandingkan PDB harga berlaku pada suatu tahun dengan tahun sebelumnya dapat menyamarkan kinerja dimaksud. Nilai PDB meningkat bukan hanya karena jumlah produksi, melainkan juga ada faktor kenaikan harga.

Para ahli ekonomi dan statistik mencoba meniadakan faktor kenaikan harga-harga, agar yang diperbandingkan hanya nilai tambah produksinya. Secara konseptual, BPS memakai indeks harga yang disebut PDB deflator.

PDB deflator sebenarnya serupa dengan pemakaian Indeks Harga Konsumen (IHK) sebagai ukuran inflasi. Sedikit berbeda, namun cenderung searah dinamikanya. PDB deflator bisa dikatakan sebagai inflasi yang dialami oleh produsen.

Nilai PDB sesuai harga pada tahun perhitungan disebut PDB atas dasar harga berlaku, sebesar 15.834 triliun rupiah pada tahun 2019. Sedangkan PDB yang sudah disesuaikan dengan faktor perubahan harga disebut PDB atas dasar harga konstan, hanya sebesar 10.949 triliun rupiah. Tahun dasar yang dipakai dalam perhitungan nilai harga konstan adalah tahun 2010.

BACAJUGA

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Bertambah pada September 2022

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Bertambah pada September 2022

16 Januari 2023
Inflasi Tertinggi Selama Delapan Tahun Terakhir

Inflasi Tertinggi Selama Delapan Tahun Terakhir

2 Januari 2023

Print  Excel  Download  
Chart by Visualizer

Pada dasarnya bisa diambil sembarang tahun untuk menjadi kurun waktu dasar (base period) tertentu. Kemudian, nilai PDB pada tahun-tahun sesudahnya “disesuaikan” dengan “tingkat harga” pada tahun dasar tersebut. Seolah-olah, PDB tahun yang diamati dihitung menggunakan harga-harga yang terjadi pada tahun dasar yang ditetapkan tadi. Caranya dengan memakai PDB deflator tadi, yang diperoleh dengan teknik perhitungan statistika dan sumber data sesuai metode yang standar.

Tahun dasar umumnya diubah setiap 10 tahun sekali, dan yang dipakai saat ini adalah tahun 2010. Hal ini mengikuti anjuran Badan Statistik PBB agar setiap negara memakai tahun kelipatan 5. Perlu diketahui, Indonesia sebelumnya memakai tahun dasar 1993, 1983, 1973, dan 2000.

Nilai PDB harga konstan pada suatu tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya inilah yang kini dikenal sebagai angka pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 sebesar 5,03 persen merupakan perbandingan dengan nilai tahun sebelumnya. Artinya, bertambah sebesar itu jika nilai pada tahun 2019 (10.949 triliun rupiah) dibandingkan dengan tahun 2018 (10.425 triliun rupiah).

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi pernah dialami pada era 1970an sampai dengan pertengahan tahun 1990an. Secara rata-rata pada kurun tahun 1969-1997, tumbuh 6,7 persen per tahun. Sempat mencapai 8,76 persen pada tahun 1977 dan 9,88 persen pada tahun 1980. Namun mengalami pula tahun-tahun dengan pertumbuhan yang rendah, seperti tahun 1982 (2,25 persen) dan tahun 1985 (2,46 persen).


Print  Excel  Download  
Chart by Visualizer

(Sumber data: Badan Pusat Statistik, World Bank)


Indonesia pernah mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang sangat drastis. Yaitu sebesar minus 13,3 persen pada tahun 1998 dan sebesar 0,79 pada tahun 1999. Saat itu disebut Indonesia mengalami krisis ekonomi. 

Pertumbuhan ekonomi yang bernilai minus, apalagi mencapai dua digit, artinya nilai tambah produksi barang dan jasa berkurang. Dapat dimaknai berkurangnya apa yang dapat dikonsumsi dan pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat.

Meskipun pertumbuhan ekonomi perlahan naik pada tahun-tahun berikutnya, namun perlu sekitar 5 tahun untuk kembali pada tingkat produksi yang semula (1997). Jangan lupa, pertumbuhan ekonomi dihitung dari tahun ke tahun. Akibat kontraksi tahun 1998, maka nilai basis perhitungannya menjadi sangat rendah, dan sedikit kenaikan akan tercatat menjadi pertumbuhan. []


Seri tulisan PDB lainnya:
Bagian Satu
Bagian Dua
Bagian Empat
Bagian Lima
Bagian Enam
Bagian Tujuh
Bagian Delapan

Kontributor: Awalil Rizky

Editor: Ananta Damarjati

Topik: Awalil RizkyEkonopediaPertumbuhan EkonomiProduk Domestik Bruto
Redaksi

Redaksi

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Tiga)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Empat)

4 Januari 2023
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Tiga)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Tiga)

2 Januari 2023
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Dua)

15 Mei 2022
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)

5 Mei 2022
Memahami Angka Pengangguran (Bagian Satu)
Ekonopedia

Memahami Angka Pengangguran (Bagian Delapan)

30 April 2022
Memahami Angka Pengangguran (Bagian Satu)
Ekonopedia

Memahami Angka Pengangguran (Bagian Tujuh)

21 April 2022
Lainnya
Selanjutnya
Dihadiri Gubernur Sumsel, Rumah Tahfidz Kiai Marogan Luncurkan Edu Wisata

Dihadiri Gubernur Sumsel, Rumah Tahfidz Kiai Marogan Luncurkan Edu Wisata

home recording

Fenomena Home Recording, Membuat Studio Musik Murah di Rumah

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

peran mahasiswa

Didik J Rachbini: Peran Mahasiswa Sekarang Bertanggungjawab Menyuarakan Kebenaran

27 Januari 2023
Relawan ANIESWANGI Hadiri Peresmian Graha Restorasi Partai Nasdem

Relawan ANIESWANGI Hadiri Peresmian Graha Restorasi Partai Nasdem

27 Januari 2023
Jabatan Kades

Desa Bisa Jadi Sarang Korupsi Kalau Jabatan Kades Diperpanjang

27 Januari 2023
Proyek Meikarta

Deret Masalah Meikarta: Izin Seret, Proyek Mangkrak, hingga Kecewakan Konsumen

27 Januari 2023
normalisasi

Normalisasi Perburuk Sedimentasi Sungai, Ciliwung Institute Kritik Keras Jokowi

27 Januari 2023
Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

26 Januari 2023
Demo Kepala Desa

Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Desa Dinilai Ugal-ugalan

26 Januari 2023

SOROTAN

Jabatan Kades
Sorotan Redaksi

Desa Bisa Jadi Sarang Korupsi Kalau Jabatan Kades Diperpanjang

:: Ananta Damarjati
27 Januari 2023

Korupsi di desa tinggi, perlu perbaikan tata kelola, bukan perpanjangan masa jabatan kades. BARISAN.CO – Dewan Perwakilan Rakyat musti cermat...

Selengkapnya
Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

25 Januari 2023
Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

23 Januari 2023
Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

22 Januari 2023
Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

22 Januari 2023
BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

21 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang