Scroll untuk baca artikel
Analisis Awalil Rizky

Meningkatnya Risiko Arus Modal Keluar Secara Mendadak

Redaksi
×

Meningkatnya Risiko Arus Modal Keluar Secara Mendadak

Sebarkan artikel ini

Dalam hal arus finansial milik penduduk Indonesia (aset) memang wajar bersifat keluar, karena arah investasi. Dengan catatan, nilainya terbilang meningkat pesat pada Triwulan I-2022, yang mencapai US$6,42 miliar.

Kecenderungan yang mesti dicermati bahkan harus diwaspadai oleh otoritas ekonomi adalah dalam hal arus finansial milik asing (kewajiban). Nilai netonya memang tercatat masih masuk sebesar US$4,71 miliar pada Triwulan I-2022, dan sebesar US$26,08 miliar pada tahun 2021. Namun nilai itu jauh lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu: US$47,10 miliar (2017), US$44,31 miliar (2018), dan US$51,90 miliar (2019).  

Transaksi finansial terdiri dari investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi lainnya. Sebagaimana umum diketahui, Investor portofolio cenderung lebih bersifat spekulatif dibanding investasi langsung, karena tidak memiliki pengaruh yang cukup dalam perusahaan tempatnya berinvestasi. Transaksi investasi portofolio adalah atas surat berharga, baik di pasar perdana atau pun di pasar sekunder. Transaksi terjadi di pasar finansial terorganisasi, melalui bursa atau pun di luar bursa.

Investor portofolio terutama menimbang keamanan investasi, kemungkinan apresiasi nilainya, dan imbal hasil yang diperoleh. Jika kondisi atau keadaan berubah, investor portofolio dapat dengan mudah menggeser investasi mereka ke wilayah lain.

Investasi portofolio milik asing (kewajiban) tercatat neto keluar selama dua triwulan berturut-turut, yaitu: US$1,93 miliar (Triwulan I-2022) dan US$4,55 miliar (Triwulan IV-2021). Padahal, sangat jarang bersifat keluar pada era sebelum pandemi. Dan tidak pernah terjadi selama dua triwulan berturut-turut dalam besaran nilai yang signifikan seperti itu.

Perlu diketahui bahwa nilai investasi portfolio milik asing (kewajiban) yang berada di Indonesia mencapai US$269,56 miliar pada akhir tahun 2021. Dengan kata lain, sebagian dari nilai itu yang berpotensi keluar. Jika terjadi dalam nilai cukup besar dan waktu yang relatif singkat, maka akan berdampak sangat buruk bagi perekonomian nasional.

Perkembangan terkini dari kondisi ekonomi dan keuangan global membuat fenomena arus modal keluar dari Indonesia bisa terus berlangsung. Investor portfolio berpotensi akan memilih wilayah yang lebih menguntungkan dan dianggap lebih aman. Tentu saja mereka pun akan menimbang sebaran investasinya, sehingga tak berarti akan keluar dari Indonesia secara begitu saja.

Bagaimanapun, hal ini akan menjadi tantangan eksternal yang serius bagi perekonomian Indonesia. Penulis menilai klaim otoritas tentang kuatnya kondisi eksternal Indonesia sebagai berlebihan. Jika tidak berhati-hati, maka bisa saja terjadi arus keluar secara mendadak, yang berujung pada krisis ekonomi. [rif]