Kemudian, Ia menjelaskan, pihak pemangku kepentingan lainnya yang berkolaborasi dan berperan pada produksi padi di Jakarta, antara lain swasta pemilik lahan, Kementerian Pertanian, Balai Pengkaijan dan Penerapan Teknologi Pertanian, Balai Pusat Statistik Jakarta, dan Bank BRI. Baznas Bazis DKI Jakarta memberikan dukungan berupa paket sembako untuk 243 orang petani. PT Syngenta memberikan bantuan alat pelindung diri (APD) untuk pengendalian hama penyakit tanaman.
“Dinas KPKP DKI juga menggandeng Baznas Bazis DKI untuk membantu tidak hanya petani tapi anak anak untuk pendidikan. Hari ini akan dilepas sekitar 8 ton padi dengan harga Rp 38,5 juta. Mudah-mudahan ke depan Food Station berkenan untuk bekerja sama dengan kelompok tani di Jakarta. Memang benar yang dijelaskan tadi; luas lahan pertanian di Jakarta Utara, Timur dan Barat sekitar 414 hektar; dan terluas berada di Jakarta Utara,” tambah Suharini.
Untuk diketahui, DKI Jakarta masih memiliki lahan sawah yang ditanami padi dengan total luas 414 Ha dengan total petani penggarap mencapai 454 orang.
Sebaran luas sawah di tiga wilayah kota Administrasi, yaitu 45 Ha di Jakarta Barat, 28 Ha di Jakarta Timur, dan di 341 Ha di Jakarta Utara. Luas lahan baku sawah tersebut tertuang pada Keputusan Menteri/Kepala BPN No.686/SK-PG.03.03/XII/2019 pada tanggal 17 Desember 2019.
Lahan sawah di Jakarta Utara sebagian besar adalah milik swasta seperti PT KBN, PT Nusa Kirana, Jakpro, dan Sumarecon.
Adapun lahan sawah milik petani kurang lebih 12 Ha dengan total petani penggarap 243 orang dan tergabung dalam sembilan kelompok tani. Jenis padi yang ditanam biasanya varietas Ciherang, Situ Bageundit, dan Inpari 30. [Luk]