Scroll untuk baca artikel
Blog

Pembayaran Pendapatan Investasi Asing Melebihi Modal Asing yang Masuk

Redaksi
×

Pembayaran Pendapatan Investasi Asing Melebihi Modal Asing yang Masuk

Sebarkan artikel ini

Pembayaran Imbal Jasa atas Modal Asing Meningkat

Arus masuk modal asing umumnya dianggap sangat diperlukan perekonomian Indonesia. Otoritas ekonomi bahkan sering membanggakan pertumbuhan nilai masuknya sebagai indikasi menarik dan kredibelnya perekonomian nasional sebagai tujuan investasi.

Tentu saja pihak asing mau berinvestasi atau memberi utang berdasar pertimbangan adanya hasil kembalian berupa keuntungan dan pembayaran bunga utang. Oleh karena banyak negara yang membutuhkan, maka besaran nilai imbal hasil dan risiko juga harus tampak menarik.

Pembayaran imbal jasa kepada modal asing yang telah operasional di Indonesia dicatat oleh Bank Indonesia dalam neraca pendapatan primer (primary balance). Tersaji pada bagian yang disebut sebagai Pendapatan Investasi, yang bersifat pembayaran. Bentuk utamanya berupa pembayaran bunga dan keuntungan.

Seiring dengan arus masuk modal asing yang cenderung terjadi tiap tahun, maka nilai posisi investasi asing dalam perekonomian nasional makin membesar. Beban pembayaran pendapatan investasi pun cenderung bertambah. 

Pembayaran pada tahun 2019 telah mencatat rekor tertinggi, yaitu sebesar US$39,44 miliar. Sedikit turun menjadi US$32,60 miliar pada tahun 2020. Kembali meningkat pada tahun 2021, yang sebesar US$37,10 miliar.

Selama tiga triwulan tahun 2022, pembayaran pendapatan investasi telah mencapai US$30,62 miliar. Berpotensi mencapai US$40 miliar hingga akhir tahun, yang akan menciptakan rekor baru.

Pembayaran pendapatan investasi langsung tercatat sebesar US$19,19 miliar. Berpotensi melebihi US$25 miliar hingga akhir tahun. Nilai ini lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya, bahkan bisa menjadi rekor tertinggi melampaui tahun 2018 yang sebesar US$22,49 miliar.

Dalam investasi portofolio, nilai pembayarannya cenderung meningkat lebih pesat. Tercatat sebesar US$13,97 miliar pada tahun 2019. Hanya sedikit turun menjadi US$12,82 miliar pada tahun 2020, dan meningkat lagi menjadi US$14,16 miliar pada tahun 2021.

Selama tiga triwulan tahun 2022, pembayaran pendapatan investasi portfolio mencapai US$10,80 miliar. Kemungkinan akan mencapai kisaran US$14 miliar hingga akhir tahun, atau setara dengan tahun sebelumnya.

Sedangkan pembayaran pendapatan investasi lainnya berfluktuasi, dengan nilai yang relatif lebih kecil dibanding kedua jenis terdahulu. Nilainya pada tahun 2019 sebesar US$3,76 miliar. Turun menjadi US$2,90 miliar pada tahun 2020 dan sebesar US$1,89 miliar pada tahun 2021. Selama tiga triwulan tahun 2022, pembayarannya sebesar US$1,42 miliar.

Kerentanan Eksternal Meningkat

Sebagai suatu negara dengan perekonomian terbuka, transaksi berutang dan kerjasama investasi dengan pihak asing merupakan hal yang lazim. Kelaziman terutama dilihat dari pertimbangan atas keuntungan yang akan diperoleh pada tahun-tahun berikutnya.