Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini Politik & Hukum

PIDATO HARI KEMERDEKAAN BARISAN NUSANTARA

:: Redaksi
17 Agustus 2020
dalam Politik & Hukum, Video
Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp
Awalil Rizky sebagai Ketua Dewan Pembina BARISAN NUSANTARA

Saudara-saudara pengurus, anggota dan simpatisan Barisan Nusantara yang saya hormati.

Bangsa Indonesia secara resmi telah merdeka selama 75 tahun pada hari ini.

Kita tidak pernah dan tidak boleh lupa betapa besarnya pengorbanan para pahlawan dan rakyat Indonesia dahulu untuk meraih status merdeka secara resmi tersebut.

Dan yang paling tidak boleh dilupakan adalah tujuan kemerdekaan itu sendiri. Mengapa mereka bersedia memberi pengorbanan yang amat besar untuk merdeka.

BACAJUGA

Oxfam Kritik G20, Begini Tanggapan Awalil Rizky

Ekonom Senior: Periode Kedua Jokowi, Orang Miskin Masih Banyak

20 Mei 2023
Awalil Rizky Sebut Anies Baswedan Memiliki Kecerdasan yang Komplet

Awalil Rizky Sebut Anies Baswedan Memiliki Kecerdasan yang Komplet

19 Mei 2023

Kita beruntung, para pendiri bangsa ini telah menyampaikan secara jelas dan tegas tujuan Indonesia merdeka. Dicantumkan dalam Pembukaan UUD 1945.

Kewajiban kita sebagai rakyat, sebagai komponen utama bangsa Indonesia, melakukan perenungan dan bahkan pemeriksaan tentang sejauh mana tujuan merdeka telah diwujudkan.

Kewajiban itu disikapi secara lebih jauh, lebih serius dan diikuti kegiatan nyata oleh para pegiat Barisan Nusantara. Barisan Nusantara sebagai suatu organisasi kemasyarakatan, perkumpulan orang-orang yang dalam visi-misinya menyatakan keinginan medorong perbaikan terus menerus dalam kehidupan berbangsa bernegara.

Mari kita renungkan sejenak masing-masing tujuan merdeka yang dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945.

Pertama, Melindungi segenap bangsa Indonesia.

Sebagian tujuan ini telah terwujud. Kebanyakan rakyat Indonesia tidak lagi dibunuh secara semena-mena. Harta kekayaan mereka pun secara legal formal dilindungi. Keselamatan mereka relatif terjamin.

Meski demikian, kemajuan perwujudan perlindungan ini tampak melambat belakangan ini. Bahkan, mengalami kemunduran dalam beberapa hal. Perlindungan hukum bagi rakyat kecil terasa melamah. Perlakuan diskriminatif masih dialami terkait SARA ataupun kelas sosial ekonomi. Kepemilikan harta kurang terjamin, masih mudah diambil alih, bahkan dengan cara yang legal, namun karena kondisi keterpaksaan.

Pemerintah mesti lebih serius memperbaikinya. Pemerintah lah yang paling bertanggung jawab dalam upaya perwujudan tujuan ini.

Kedua, Memajukan kesejahteraan umum

Rakyat Indonesia kini memang tampak sudah lebih sejahtera dibanding era satu atau beberapa dekade sebelumnya. Akan tetapi, ada banyak catatan penting atas beberapa aspek yang belum betul-betul membaik. Masih cukup banyak rakyat yang kondisi hidupnya masih rawan, bahkan memprihatinkan.

Pandemi covid-19 seolah membuka mata semua pihak, bahwa tingkat kesejahteraan dari sebagian besar rakyat masih jauh dari harapan. Telampau banyak yang taraf kehidupan ekonominya rentan. Ada goncangan, langsung menjadi miskin atau hampir miskin.

Jangan lupa, bahwa pengertian kesejahteraan umum mesti diartikan kemakmuran bagi seluruh rakyat, tanpa terkecuali. Faktanya, ketimpangan masih soalan yang amat serius. Gini rasio yang biasa dikemukakan sebagai indikasi perbaikan, memiliki banyak kelemahan. Antara lain karena basis data yang dipakai merupakan besaran pengeluaran. Bukan pendapatan, apalagi kekayaan. Indikator ketimpangan terkait pendapatan dan terlebih kekayaan, memburuk selama era reformasi.

Ketiga, Mencerdaskan kehidupan bangsa

Dalam beberapa hal telah tercapai kemajuan yang pesat. Hampir seluruh rakyat Indonesia, melek huruf. Bahkan kini, separuhnya sudah biasa mengakses informasi melalui internet. Pendidikan formal rata-rata yang ditempuh terus meningkat.

Akan tetapi kita menyadari bahwa berbagai capaian di bidang Pendidikan masih belum sesuai harapan. Sebagian besar rakyat masih belum berpendidikan tinggi. Dan salah satu soalan terbesar justru pada kualitas Pendidikan formal.

Capaian kurang menggembirakan lebih tampak jika perwujudan mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya terkait pada Pendidikan formal, melainkan dilihat secara lebih luas. Diantaranya: minat baca yang masih rendah, tingkat literasi hal-hal utama dalam bernegara, topik wacana publik yang viral, dan lain sebagainya.

Kita tentu percaya dan yakin bahwa secara potensial, rakyat Indonesia pada umumnya cerdas. Tampak pada keberhasilan anak-anak muda dalam olimpiade sains, inovasi teknologi, kreatifitas dalam banyak bidang, dan semacamnya.

Jika perwujudan kehidupan bangsa yang cerdas mengalami kendala atau bahkan kemunduran, maka soalannya bukan pada potensi. Dan terutama bukan pada generasi muda yang potensial serta menjanjikan. Melainkan pada suasana kehidupan berbangsa dan bernegara yang kurang kondusif. Dan kembali pada soalan peran pemerintah yang belum optimal.

Kita bisa mengatakan bahwa upaya perwujudan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan kunci dari pencapaian tujuan lainnya. Jika hal ini mengalami stagnasi apalagi kemunduran, maka capaian tujuan lain akan mengikutinya.

Hanya bangsa yang cerdas, yang mampu melindungi dirinya dengan baik. Hanya bangsa yang cerdas, yang akan merasakan tingkat kesejahteraan umum yang tinggi. Dan hanya bangsa yang cerdas, yang akan bisa tampil pada pentas dunia sebagai pelaku utama perwujudan ketertiban dunia yang damai dan berkeadilan sosial.

Keempat, Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Dalam hal ini, harus diakui bahwa peran kita lebih mundur dari masa lalu. Kita mungkin tak terlibat dalam perusakan, tetapi juga kurang aktif dalam menjaga atau mewujudkan ketertiban dunia.

Saudara-saudara pegiat Barisan Nusantara yang saya hormati,

Sekalipun tujuan merdeka kita kini belum terwujud, bahkan tampak sedikit menjauh. Kita tidak, dan tidak akan pernah putus asa untuk berjuang mewujudkannya.

Mengingat besarnya pengorbanan para pahlawan dan anak bangsa untuk memproklamirkannya. Menimbang modal sosial rakyat yang masih mau bekerja keras, masih cinta damai dan masih percaya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mempercayai potensi generasi muda bangsa yang amat besar. Dan keyakinan kita pada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang akan memberi petunjuk jalan kepada bangsa Indonesia. 

Maka, saya sebagai Ketua Dewan Pembina Barisan Nusantara mengajak semua pengurus, anggota dan simpatisan untuk terus berjuang mewujudkan cita-cita merdeka. Mari kita tingkatkan peran aktif diri dan organisasi sebagai komponen bangsa.

Selamat hari merdeka. 

Topik: Awalil RizkyHari Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia
Redaksi

Redaksi

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Mileanies
Politik & Hukum

Mileanies Sulsel Bertekad Menangkan Anies Baswedan di Setiap TPS

2 Juni 2023
DPD ANIes Sragen
Politik & Hukum

Rumah Anies DPD ANIes Sragen Bertambah, Optimalkan 75 Hari Masa Kampanye

29 Mei 2023
Mengenal Teknik Reid dari Film Dokumenter Victim/Suspect
Politik & Hukum

Mengenal Teknik Reid dari Film Dokumenter Victim/Suspect

28 Mei 2023
Diisi Eks KPK hingga Najwa Shihab, Ini Tugas Tim Percepatan Reformasi Hukum Bentukan Mahfud
Politik & Hukum

Diisi Eks KPK hingga Najwa Shihab, Ini Tugas Tim Percepatan Reformasi Hukum Bentukan Mahfud

28 Mei 2023
Anies Pembangunan Jalan
Politik & Hukum

Anies Dilaporkan Polisi oleh GP Center, Pengamat: ‘Relawan Ganjar Tidak Siap Adu Gagasan’

24 Mei 2023
Aliran Dana Korupsi di Kominfo Ditelusuri, Begini Nasib Partai Jika Terbukti Terlibat
Politik & Hukum

Aliran Dana Korupsi di Kominfo Ditelusuri, Begini Nasib Partai Jika Terbukti Terlibat

17 Mei 2023
Lainnya
Selanjutnya
Berteman dengan Kegagalan

Berteman dengan Kegagalan

Gus Baha

Viral! Tulisan Kritik Gus Baha untuk NU

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

tidak kenal pancasila
Terkini

Budhy Munawar Rachman: Generasi Milenial dan Gen Z Tidak Kenal Baik Pancasila

:: Redaksi Barisan.co
4 Juni 2023

Tidak kenal pancasila

Selengkapnya
Memanggil Pulang

Memanggil Pulang yang Bernama Kesejahteraan – Cerpen Langit Biru Asmaradhana

4 Juni 2023
lembaran cinta

Lembaran Cinta

4 Juni 2023
pendengar

Pendengar Pertama

4 Juni 2023
Tazkiyatun Nafs

Tazkiyatun Nafs Menurut Al-Quran, Berikut Pandangan Ustadz Adi Hidayat

4 Juni 2023
LRT Bali

Menghitung Untung Rugi Bikin LRT di Pulau Bali

3 Juni 2023
harga daging ayam

Pedagang Menjerit Harga Daging Ayam Rp49.000/Kg, Zulhas Bilang Masih Wajar

3 Juni 2023
Lainnya

SOROTAN

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?
Opini

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?

:: Yayat R Cipasang
3 Juni 2023

AJANG balapan mobil listrik Formula E kembali digelar di Jakarta. Namun sayangnya ajang internasional yang diprediksi bakal menggeser Formula 1...

Selengkapnya
Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

3 Juni 2023
Hutan atau Emas?

Hutan atau Emas?

3 Juni 2023
Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

2 Juni 2023
korupsi dan ideologi

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang