Barisan.co – Konggres Pemuda II yang dilaksanakan pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta. Berhasil menghasilkan keputusan yang disebut dengan sumpah setia yang kemudian di kenal dengan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda melahirkan tiga aspek penting yakni bertanah air satu tanah air Indonesia, Berbangsa satu bangsa Indonesia, dan berbahasa satu bahasa Indonesia.
Sosiolog dan Founder Fajar Research and Counsulting Yusdi Usman mengatakan, tiga aspek penting yang dideklarasikan para pemuda saat itu menjadi kekuatan mempersatukan Indonesia. Suasa batin kolonialisme menumbuhkan kesadaran untuk melahirkan Indonesia merdeka.
Nuansa kebatinan 92 tahun yang lalu merupakan era penjajahan, terpecah belah, nuansa kedaerahan, aktivitas politik dibatasai, rakyat miskin dan terbelakang. Berangkat dari nuansa batin kolonialisme para pemuda mendeklarasikan sumpah pemuda untuk mempersatukan Indonesia guna mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia.
“Jika dulu peran pemuda sangat dibatasi karena eranya angkat senjata dan hukum yang berlaku. Berbeda dalam konteks peran pemuda sekarang di revolusi industri 4.0 menuju 5.0. Minimal ada tiga peran yang bisa dilakukan yakni peran profesional, peran sosial, dan peran transformasional,” tutur Yusdi dalam acara Mimbar Virtual barisanco, Selasa (27/10/2020).
Tiga peran tersebut saling berkait dan saling mendukung. Pertama, Peran profesional yakni sesuai dengan profesi masing-masing pemuda. Semangat yang harus dipupuk untuk gerakan anti korupsi dan good governance. Kedua, Peran sosial; pemuda harus mampu memperkuat kohevisitas dalam masyarakat melalui kolaborasi multi pihak. Pemuda hendaknya berkontribusi dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial di skala mikro. Para pemuda saatnya memperkuat organisasi sosial untuk memperkuat upaya perubahan sosial.
Yusdi kandidat doktor Sosiologi menambahkan, sedangkan peran ketika peran tranformasional yakni para pemuda memiliki semangat kepeloporan untuk melakukan transformasi dalam masyarakat ke arah yang lebih baik dan mendorong terwujudnya tatanan sosial yang lebih baik di berbagai arena.
“Pemuda masa lalu menggelorakan persatuan. Pemuda masa kini berupaya mewujudkan cita-cita kemerdekaan dan keadilan sosial,”pungkasnya. (Luk)