Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Jabir Ibnu Hayyan, Bapak Kimia Modern

Redaksi
×

Jabir Ibnu Hayyan, Bapak Kimia Modern

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Perkembangan Ilmu kimia kini telah berkembang begitu pesat, hal ini tidak dapat lepas dari peran Ilmuwan Muslim yakni Jabir Ibnu Hayyan. Meski peradaban Barat mampu berkembang dengan berbagai teknologi dan ilmu pengetahuan. Terlebih ilmu kimia, peradaban Barat haru mengakui peran Jabir Ibnu Hayyan bapak kimia modern.

Nama lengkapnya Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan, bagi kalangan ilmuwan Barat menyebutnya dengan gelar Ibnu Geber. Jabir Ibnu Hayyan di lahirkan pada tahun 766 M di Kuffah, Irak.

Sejak kecil ia sudah memiliki kemampuan di bidang pengobatan. Kemampuan Jabir Ibnu Hayyan karena Ayahnya merupakan pakar obat yang terkemuka di Kuffah. Selain juga mendapatkan bimbingan dari gurunya bernama Barmaki Vizir.

Jabir Ibnu Hayyan hidup pada masa Dinasti Abbasiyah, di bawah kekuasaan Harun Al-Rasyid. Ia pernah bekerja di laboratorium dekat Bawwabah di Damaskus. Melalui ruang laboratorium inilah ia bereksperimen dengan berbagai benda mulai dari hewan, tumbuhan, hingga logam. Setelah menempuh pembelajaran di Damaskus, ia pun kembali ke tanah kelahirannya di Kuffah.

Menurut keterangan Jabir Ibnu Hayyan merupakan keturunan Arab, namun sebagian orang menyebut ia sebagai keturunan Persia. Jabir Ibnu Hayyan bapak kimia modern, meski demikian ia menguasai berbagai macam bidang seperti farmasi, fisika, filosofi dan astronomi.

Ia yang hidup pada abad ke-7 telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi. Berkat kejeniusannya menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.

Bahkan penemuannya di bidang kimia telah menjadi landasan dasar untuk berkembangnya ilmu kimia dan teknik kimia modern saat ini. Jabir Ibnu Hayyan telah menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, teknik distilasi dan teknik kristalisasi. Ia juga yang menemukan larutan aqua regia yakni dengan cara menggabungkan asam klorida dan asam nitrat untuk melarutkan emas.

Jadi Inspirasi Ar-Razi

Kemampuan Jabir Ibnu Hayyan di bidang kimia yakni proses pembuatan besi dan logam, serta pencegahan karat. Ia juga orang yang pertama kali mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.

Jabir Ibnu Hayyan juga pertama kali mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.

Jika kita mengetahui kelompok metal dan non-metal dalam penggolongan kelompok senyawa, maka lihatlah apa yang pertama kali dilakukan oleh Jabir.

Dia mengajukan tiga kelompok senyawa berikut:

  1. Spirits, yang menguap ketika dipanaskan, seperti camphor, Arsen dan amonium klorida.
  2. Logam seperti emas, perak, timbal, tembaga dan besi; dan
  3. Stones ” yang dapat dikonversi menjadi bentuk bubuk.

Salah satu pernyataannya yang paling terkenal Jabir Ibnu Hayyan yakni:
The first essential in chemistry, is that you should perform practical work and conduct experiments, for he who performs not practical work nor makes experiments will never attain the least degree of mastery.”

(Yang penting pertama dalam kimia”, ia menyatakan, “adalah bahwa Anda harus melakukan pekerjaan praktis dan melakukan percobaan, karena ia yang melakukan pekerjaan tidak praktis dan tidak membuat percobaan tidak akan pernah mencapai tingkat paling penguasaan).

Pada abad pertengahan, penelitian-penelitian Jabir tentang Alchemy diterjemahkan ke bahasa Latin, dan menjadi text book standar untuk para ahli kimia Eropa. Beberapa seperti Kitab al-Kimya (diterjemahkan oleh Robert of Chester – 1144 ) dan Kitab al-Sab’een (diterjemahkan oleh Gerard of Cremona – 1187 ).

Tulisannya juga diterjemahkan oleh Marcelin Berthelot kedalam beberapa buku berjudul: Book of the Raya, Book of the Balances dan Book of Eastern Mercury. Beberapa istilah tehnik yang ditemukan dan digunakan oleh Jabir juga telah menjadi bagian dari kosakata ilmiah di dunia internasional, seperti istilah “Alkali”, dsb.