Scroll untuk baca artikel
Kolom

Hari Hari Sulit Bersama Sakana

Redaksi
×

Hari Hari Sulit Bersama Sakana

Sebarkan artikel ini

Saking pentingnya dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, tak tanggung-tanggung Al Quran secara jelas menjadikan realitas miskin dan kemiskinan sebagai salah satu tema besar yang diusungnya.  Boleh dibilang AlQuran adalah satu-satunya kitab suci yang secara detail mengatur distribusi kesejahteraan melalui cara melekatkan kewajiban kepada muzaki (orang kaya) dan menyelenggarakan hak kepada mustahik  (orang miskin). 

Jika kita mencari kata miskin melalui mesin indeks terjemahan Al Quran, maka kita akan menemukan kata miskin disebut sebanya 29 kali.  Sementara itu kata fakir disebut sebanyak 7 kali.  Sedangkan kata kemiskinan disebut sebanyak 3 kali.  Jumlah yang saya temukan ini tentu akan berbeda jika dicari melalui mesin indeks Al Quran merk yang lain.  Dari hal itu  maka saya tidak ingin terjebak hanya pada jumlah kata miskinnya saja tetapi lebih daripada itu yaitu pada relasi kata dan substansi kalimatnya.

Terus terang saya tidak puas ketika hanya berhasil menemukan berapa jumlah kata miskin yang disebut oleh Al Quran, Untuk itu selanjutnya satu persatu ayat-ayat tersebut saya cermati lebih mendalam.  Pencermatan itu saya fokuskan pada kata-kata apa saja yang berelasi dengan kata miskin tersebut.  Kata pertama yang berelasi dengan kata miskin adalah kata kebajikan atau kebaikan.  Kata kebajikan atau kebaikan saya temukan sebanyak 8 kali. 

Kata kedua yang berelasi dengan kata miskin adalah kata anak yatim yaitu sebanyak 9 kali.  Kata berikutnya yang juga berelasi dengan kata miskin adalah kata Iman, taqwa, keimanan atau ketaqwaan yaitu sebanyak 5 kali.  Kata berikutnya adalah kata makan atau pangan yaitu sebanyak 10 kali.  Selanjutnya kata yang berelasi adalah kata Zakat, yaitu sebanyak 3 kali.  Berikutnya lagi adalah kata harta, yaitu sebanyak 6 kali.  Dan kata-kata lain yang juga berelasi dengan kata miskin adalah Puasa, sumpah, amil dan lain sebagainya.

Dari metode analisis isi yang seadanya saja tersebut boleh dikata setiap ayat yang mencantumkan kata miskin dalam redaksi kalimatnya dapat ditafsirkan atau diinterpretasikan sebagai berikut yaitu bahwa miskin adalah sebuah subjek yang menerima pemberian dari seseorang baik karena seseorang tersebut hendak mengerjakan kebajikan ataupun karena seseorang tersebut hendak menebus kesalahan yang diperbuatnya. 

Dalam beberapa ayat pemberian kepada orang miskin disetarakan dengan ibadah langsung kepada Allah.  Ibarat kata pemberian kepada si miskin menjadi jalan keimanan yang lain (jalan lain menuju Allah).

Masih dengan metode analisis isi yang seadanya tersebut Jika dicermati lebih lanjut maka ayat-ayat yang mengandung kata miskin seperti memberikan gambaran bahwa miskin adalah sebuah situasi atau keadaan yang dialami oleh seseorang.  Yaitu sebuah keadaan  dimana seseorang tersebut mengalami kekurangan atau terhalang atas pemenuhan kebutuhan pokok kehidupannya.           

Sebagian ayat yang ada secara tegas menyatakan bahwa memperhatikan orang miskin ini bukan hanya tuntutan kepada setiap pribadi orang beriman tetapi juga sekaligus menjadi tugas sekumpulan orang beriman, bahkan menjadi indikator keimanan seseorang. 

Dan Masih menurut sebagian ayat yang ada, kebutuhan pokok yang dimaksud adalah pangan, baik dalam arti sempit maupun luas.  Dalam arti sempit yaitu barang atau benda yang lazim untuk dimakan.  Sementara dalam arti luas adalah kemampuan seseorang untuk mengakses sumber-sumber penghidupan secara bebas.