Scroll untuk baca artikel
Fokus

Jalan Panjang Wujudkan Indonesia Bebas Sampah

Redaksi
×

Jalan Panjang Wujudkan Indonesia Bebas Sampah

Sebarkan artikel ini

Namun selama pandemi, banyak klien yang membatalkan kerjasama. Sehingga Waste Solution Hub mengubah strategi dengan melakukan pelatihan pengelolaan sampah secara daring.

Perjuangan Lita sepertinya masih akan panjang. Pandemi telah membuat produksi sampah semakin meningkat. Masih banyak sekali masyarakat yang belum mengerti bagaimana mengelola sampah rumah tangga.

“Selama PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) produksi sampah di kantoran menurun, tapi sampah rumah meningkat. Banyak food delivery, APD (Alat Pelindung Diri), masker. Hal ini tidak baik, sistem pengelolaan sampah sangat penting. We Solution Hub bikin training, biar sampah gak masuk TPA,” tutur perempuan kelahiran 25 Agustus ini.

Jika pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan sampah masih minim, Lita pesimis Indonesia bebas sampah di 2025 akan terwujud. 

“Antara optimis dan pesimis. Tapi kalau Jakstrada jadi, tidak hanya Indonesia bebas sampah tapi juga memiliki panduan pengelolaan sampah di masing – masing kabupaten/kota,” ujar Lita yang kini tengah melakukan penelitian soal strategi pengelolaan sampah di daerah, khususnya sampah rumah tangga dan sejenis.

Jakstrada adalah arah kebijakan dan strategi dalam penguranganan dan penanganan sampah rumah tangga dan sejenis di tingkat provinsi, kabupaten atau kota.

Sementara Jaksranas adalah arah kebijakan dan strategi dalam pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga dan sejenis di tingkat nasional yang terpadu dan berkelanjutan.

Kedua kebijakan dan strategi tersebut ada di dalam peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Nomor P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.0/4/2018.

“Pemerintah punya Jaksranas. Walaupun Indonesia bebas sampah tidak terwujud lagi di 2025, setidaknya pemerintah punya Jaksranas dan Jakstrada,” ucap anak muda yang pernah menjadi relawan Bergerak Indonesia Bebas Sampah (BIBS) di tahun 2015 ini.

Ia juga berharap masyarakat dan pemerintah bergerak bersama. Sebab masalahnya saat ini banyak organisasi lingkungan tapi jalan sendiri-sendiri. “Sampah dihasilkan tiap hari. Kalau tidak ditangani ya bakal numpuk. Makanya sinergis dan kolaborasi,” tutupnya. []


Penulis: Yusnaeni