Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Kitab Al-Filaha Ibnu Awwam, Induknya Ilmu Pertanian

Redaksi
×

Kitab Al-Filaha Ibnu Awwam, Induknya Ilmu Pertanian

Sebarkan artikel ini

Ibu Khaldun dalam kitab Al-Mukadimahnya mengagumi Ibnu Awwam dalam bidang ilmu pertanian

BARISAN.CO – Dunia pertanian saat ini mulai disorot seiring dunia berusaha mengkampanyekan gerakan ketahanan pangan. Tentu sangat ironis, berbicara tentang pertanian ada tokoh yang agung telah mengabadikan karyanya tentang ilmu pertanian yakni Ibnu Awwam melalui karyanya Kitab Al-Filaha.

Persoalan ketahanan pangan terkait erat dengan pertanian, barangkali banyak orang telah lama mengeksploitasi tanah-tanah pertanian sehingga pasokan kebutuhan pangan makin menipis. Terlebih lagi jika area pertanian didirikan pabrik dan perumahan, sehingga lahan-lahan penanaman semakin sempit.

Ibnu Awwam telah mengaris persoalan tersebut di dalam kitabnya Al-Filaha. Nama lengkapnya Abu Zakariya Ibnu Al-Awam.

Ia merupakan ahli bidang pertanian dan intelektual muslim pada akhir abad ke-12 di Sevilla. Ibnu Al-Awwam melakukan revolusi ketahanan pangan terutama bidang pertanian yang ia geluti.

Sehingga pertanian di dunia peradaban Islam sangat berkembang saat itu tepatnya di Andalusia. Kota ini menjadi sentral perkembangan ilmu dan teknologi saat itu, seperti juga revolusi pertanian.

Ketahanan pangan era Andalusia menjadikan kawasan ini menjadi daerah yang makmur. Suasana yang sejuk, iklim yang mampu menopang kebutuhan perkembangan sektor pertanian dan juga pengelolaan air yang mampu mencukupi kebutuhan hidup orang banyak.

Ilmuwan Islam ahli agronomi ini sangat dikagumi Ibnu Khaldun, bahkan dalam karyanya Al-Mukadimah Ibnu Khaldun menyebut nama Ibnu Awwam sebagai ahli pertanian.

Namun demikian nama Ibnu Awwam saat ini menjadi sangat awam atau jarang orang mengenalnya. Bahkan anehnya Kitab Al-Filaha karyanya sempat raib. Padahal kitab tersebut merupakan babon atau induknya ilmu-ilmu pertanian.

Baru abad modern sekitar tahun 1802 kitab tersebut diterjemahkan dalam bahsa Spanyol oleh Banqueri. Karena pentingnya kitab tersebut, Kitab Al-Filaha diterjemahkan kedalam bahasa Prancis pada tahun 1864 oleh Clement Mullet.

Akan tetapi terjemahan kitab tersebut belum lengkap. Meski demikan menurut dalam keterangan buku Introduction to The History of Science sudah diterjemahkan lengkap. Kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggir.

Namun dalam bahasa Indonesia belum diketemukan, meski ada terjemahan versi Bahasa Indonesia bahasa terjemahan masih kurang baik, sehingga sulit untuk dipahami.

Jadi memang kitab Al-Filaha Ibnu Awwam sangat berarti saat ini. Terlebih lagi pola pertanian yang diterapkan Ibnu Awwam adalah pertanian organik.

Sebagaiman diketahui era saat ini banyak petani bergantung pada pupuk kimia. Sehingga produktivitas meski terkadang mengalami peningkatan, namun berakibat pada kerusakan tanah. Lalu pada puncaknya tanah tersebut menjadi tidak subur.

Jadi ketika mencoba mempraktikan kitab karya Ibnu Awwam ini tentu dalam skala besar akan berhadapan langsung dengan pemerintah. Sebab pemerintah adalah pemasok pupuk kimia terbesar saat ini, dengan tawaran pupuk subsidi untuk petani.

Kitab Al-Filaha tidak sepenuhnya berbicara pertanian, namun ada sedikit bab yang membahas peternakan. Sebab perternakan menjadi sentral dari kebutuhan pertanian organi yang disampaikan Ibnu Awwam.

Kitab Al-Filaha berisi 34 bab, 30 bab Ibnu Awwam berbicara tentang pertanian. Sedangkan sisanya atau 4 bab ia membahas peternakan.

Pada bab-bab awal Kitab Al-Filaha menjelaskan betapa pentingnya mengetahui pengetahuan tentang tanah. Yakni bagaimana menilai tanah yang berkualitas tan dan cara memperbaiki tanah yang telah rusak.

Dilanjutkan pembahasan tentang pupuk, tentu saja pupuk organik yakni pupuk kandang atau kompos. Dalam bab pupuk ini Ibnu Awwam sangat rinci bagaimana mempersiapkan pupuk yang baik.