Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Marhaban Ya Ramadhan! Mari Sambut Datangnya Bulan Puasa dengan Penuh Gembira

Redaksi
×

Marhaban Ya Ramadhan! Mari Sambut Datangnya Bulan Puasa dengan Penuh Gembira

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Bulan suci Puasa Ramadhan tahun 2022 akan segera tiba. Biasanya banyak orang yang mengucapkan kata ‘Marhaban Ya Ramadhan’. Selamat datang, Bulan penuh berkah. Mari kita sambut bulan rahmah dan maghfirah ini dengan penuh gembira.

Sejatinya Kementerian Agama (Kemenag) baru akan menggelar sidang isbat untuk menentukan awal Ramadhan 2022 atau 1443 Hijriah, Jumat 1 April 2022, atau bertepatan dengan 29 Syakban 1443 H.

Sementara itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1443 Hijriah jatuh pada, Sabtu 2 April 2022.

Setiap menjelang Ramadhan, kita akan sering mendengar dan menyaksikan di televisi, ungkapan Marhaban Ya Ramadhan. Apa sebenarnya maksud ungkapan ini, sehingga ia menjadi semacam tahniah yang pasti kita dengar setiap menjelang bulan Ramadhan?

Berikut ini makna yang terkuak dari ungkapan Marhaban Ya Ramadhan. Juga beberapa penjelasan terkait, seperti anjuran gembira menyambut Ramadhan maupun doa yang perlu dibaca dalam menyambut bulan diturunkannya Al-Qur’an ini.

Arti Marhaban Ya Ramadhan

Umumnya kata marhaban baik yang disandingkan dengan Ramadhan maupun dengan kedatangan seseorang, diterjemahkan dengan Selamat Datang. Maka ungkapan Marhaban Ya Ramadhan bermakna Selamat Datang, Bulan Ramadhan.

Namun, jika kita buka lebih jauh kamus maupun istilah yang berlaku di kalangan orang Arab, makna dari kata marhaban tidak sesederhana itu.

Dalam bahasa Arab, kata marhaban diambil dari kata rahaba yang berarti luas atau lebar. Kata ini biasanya diucapkan ketika ada tamu yang datang, kemudian pemilik rumah menyambutnya dengan kata “marhaban”.

Artinya tamu tersebut mendapat sambutan dengan hati lapang penuh kegembiraan. Kata marhaban, penggunaannya sering juga disandingkan dengan ahlan wa sahlan yang makna dari ungkapan ini adalah seseorang yang datang tidak danggap sebagai tamu, melainkan sebagai ahl atau keluarga. Karenanya, ia diminta bersikap sahlan (santai), tidak terlalu kaku dan formal.

Kenapa Disambut dengan Marhaban Ya Ramadhan?

Timbul pertanyaan, kenapa kata marhaban disandingkan dengan Bulan Ramadhan, atau kenapa Ramadhan perlu disambut sedemikian, bahkan di daerah tertentu disambut dengan mengadakan pengajian ataupun pawai taaruf?