“Kawan aku akan ikut kembali ke kampungmu, kau tahu sendirikan. Aku di sini kesepian jika tidak ada dirimu, bahkan kau tahu siapa diri aku adalah anak yatim piatu yang dibesarkan di kota yang penuh kemewahan. Dan aku ingin memeluk Ibumu sebab belum pernah aku mendapat dekapan dari seorang Ibu.”
“Baiklah, engkaulah sahabat sejatiku, tapi kita akan kembali ke Jakarta ini jika sudah mendapatkan kearifan dari timur itu. Hidup harus memiliki makna dan tujuan, tidak seperti gumantung tonpo tulisan”.
Aku dan Ilham sahabatku meninggalkan kota Jakarta. Selamat tinggal Jakarta, tapi aku tetap terkagum padamu. Ternyata masih ada kearifan di kota megapolitan ini.
“Terima kasih Bapak Tua, aku akan kembali mencarimu. Walau aku sudah tinggalkan Stasiun Pasar Senen dan tidak mendapatimu kembali tapi aku masih ingat dengan namamu “H. Muhammad Kadir”
“Ibu, tunggulah kehadiran anandamu”.