Berdakwah lewat jalur politik ekonomi dengan menunjukkan bahwa Nabi Yusuf mampu membawa Mesir keluar dari ancaman kelaparan dan kebangkrutan.
BARISAN.CO – Kisah dakwah Nabi Yusuf di negeri Fir’aun banyak ditulis dalam Al-Quran. Dari sejak dibuang ke dalam sumur, lalu diambil kafilah dagang dan dijual kepada Futifar Qithfir al-Aziz. Pembesar Mesir ini lalu mengadopsi Yusuf sebagai anak angkat, hingga dikenal kalangan istana karena ketampanannya pada tahun 1745 SM.
Al Qur’an bercerita ketika itu Mesir menghadapi ketidakstabilan ekonomi dan ancaman bahaya kelaparan massal. Sebagai seorang nabi yang memiliki jalur komunikasi dengan Rabbnya, ia paham akan ancaman ini. Sebelum krisis terjadi, Yusuf menawarkan kepada raja untuk mencari solusi menghindari ancaman tersebut. Atas ijin Allah, Yusuf pun menjalankan teknik strategi pertanian, termasuk penanaman dan penyimpanan gandum.
Benar saja apa yang dikatakan Yusuf. Mesir mengalami puncak kesuburan dengan hasil panen melimpah selama tujuh tahun berturut-turut, lantas kesuburan itu hilang dan berganti paceklik selama tujuh tahun berturut-turut juga.
Dalam surat Yusuf 47-49 disebutkan tentang perintah Yusuf kepada rakyat Mesir untuk menanam gandum selama tujuh tahun untuk persediaan makanan dalam menghadapi masa paceklik. Termasuk teknik penanaman dan penyimpanannya yang tahan hingga beberapa tahun.
Sebenarnya apa yang diperintahkan Nabi Yusuf ini menyalahi kebiasaan orang Mesir. Karena itu, ketika mereka melakukan perintah Nabi Yusuf dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Mereka kemudian menaruh kepercayaan kepada Nabi Yusuf selanjutnya mengikuti segala yang diperintahkannya.
Politik Ekonom Nabi Yusuf: Handal dan Tidak Golput
Begitu juga dengan sistem perekonomiannya, Mesir pernah mengalami defisit dan negara terancam kebangkrutan. Dalam Surat Yusuf 55 disebutkan, Nabi Yusuf meminta penguasa Mesir untuk mengelola keuangan. Raja pun mengangkatnya sebagai bendahara negara (Mesir) dan menduduki posisi yang vital (penting).
Benar saja, di tangan Nabi Yusuf, ekonomi Mesir mulai berubah, dari masa terpuruk menjadi menggeliat kuat. Bahkan pada masa itu beliau mengenalkan mata uang dinar (emas) dan dirham (perak), hingga terjalin kerja sama perdagangan antara Mesir dan negeri Madyan, sebagaimana yang dijelaskan di ayat 20 QS Yusuf.
Meskipun tidak disebutkan secara jelas sebagaimana Firaun pada masa Nabi Musa yang ingkar. Nabi Yusuf merupakan seorang nabi yang memegang kunci sukses dibidang ekonomi dan pertanian hingga seluruh negeri mempercayai kemampuannya, sebagaimana yang disebutkan di ayat 34-49 QS Yusuf .
Beliau yang diutus Allah pembawa tauhid, namun beliau tetap saja mengikuti alur politik Mesir yang saat itu kontradiksi dengan Islam. Ia tidak menolak dan tidak juga lari, melainkan tetap berdakwah lewat jalur politik ekonomi dengan menunjukkan bahwa Nabi Yusuf mampu membawa Mesir keluar dari ancaman kelaparan dan kebangkrutan.